Shalat Berjamaah Memperkokoh Persatuan
Sekembalinya seseorang dari perjalanan jauh selalu membawa oleh-oleh untuk keluarga, sanak famili, dan tetangganya.
Pun dengan perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw. Beliau membawa oleh-oleh untuk umatnya. Setiap oleh-oleh yang dibawa Nabi pasti memiliki manfaat bagi manusia. Oleh-oleh yang dimaksud adalah perintah shalat lima waktu.
Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi pembatas seseorang itu mukmin atau kafir. (H.r. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Shalat juga menjadi penentu diterima atau tidaknya amalan seseorang. (H.r. Abu Dawud).
Shalat memberikan banyak manfaat bagi yang istikamah menjalankannya. Selain itu, shalat memiliki banyak keutamaan, apalagi jika ditunaikan berjamaah. Satu hal yang perlu diketahui, tidak satu pun ulama yang menyatakan shalat berjamaah hukumnya sunah biasa.
Shalat berjamaah adalah sunah muakkadah bagi laki-laki dalam menjalankan shalat lima waktu. Sementara menurut Mazhab Maliki dan Hambali, hukumnya wajib.
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sesungguhnya aku bertekad untuk menyuruh seseorang agar mengumpulkan kayu bakar, lalu aku menyuruh shalat dan diserukan untuknya. Kemudian kusuruh seorang laki-laki mengimami manusia. Setelah itu kudatangi orang-orang yang tidak menghadiri shalat jamaah dan kubakar rumah-rumah mereka.” (H.r. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain, “Barangsiapa mendengar adzan, kemudian tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya (tidak sempurna shalatnya) kecuali ia memiliki halangan.” (H.r. Ibnu Majah).
Shalat yang dilaksanakan dengan berjamaah mempunyai banyak keutamaan. Saking pentingnya shalat berjamaah, selain memiliki 27 derajat, keutamaan lainnya adalah pertama, mendapatkan naungan Allah.
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya. (Salah satunya) adalah seseorang yang hatinya selalu terikat dengan masjid.” (H.r. Bukhari).
Kedua, diampuni dosa-dosanya.
“Barangsiapa yang berwudhu untuk shalat dengan menyempurnakan wudhu, kemudian berjalan untuk menunaikan shalat wajib, dan shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau di masjid, maka Allah akan mengampuni dosanya.” (H.r. Muslim).
Ketiga, pahalanya senilai pahala ibadah haji.
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk menunaikan shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berihram untuk melaksanakan haji.” (H.r. Abu Dawud).