Tujuh Bayi di Gaza Meninggal Akibat Kedinginan

Gaza (SI Online) – Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza telah mengumumkan kematian seorang bayi perempuan akibat cuaca dingin yang melanda wilayah tersebut, sehingga menambah jumlah kematian anak akibat depresi kutub menjadi 7 bayi.
Munir Al-Bursh, direktur jenderal kementerian, menyatakan pada Rabu (26/2) bahwa bayi perempuan tersebut, Seila Abdul Qader, yang berusia kurang dari dua bulan, meninggal karena kedinginan akibat gelombang dingin yang melanda Jalur Gaza. Hal ini menjadikan jumlah total kematian dalam 48 jam terakhir menjadi tujuh bayi.
Al-Bursh melaporkan bahwa jumlah total anak-anak yang meninggal akibat gelombang dingin sejak awal musim dingin telah mencapai 15 orang. Dia mencatat bahwa rumah sakit di Jalur Gaza, terutama rumah sakit anak-anak, tidak lagi mampu menangani kasus-kasus yang datang dengan komplikasi terkait flu, baik karena kehancuran yang disebabkan oleh tentara pendudukan Israel atau kerusakan fasilitas dan peralatan di dalamnya.
Al-Bursh mengindikasikan bahwa tentara Israel telah menghancurkan peralatan medis dan perangkat untuk bayi yang baru lahir, seperti inkubator dan unit perawatan intensif, terutama di rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza utara.
Dia menyerukan intervensi segera dan mendesak dari lembaga-lembaga internasional dan PBB untuk menyelamatkan anak-anak di Jalur Gaza dari konsekuensi perang genosida yang dilancarkan Israel terhadap daerah kantong tersebut.
Kementerian Kesehatan telah memperingatkan beberapa hari yang lalu tentang bahaya mantra dingin pada bayi yang baru lahir, mengingat ketidakmampuan staf medisnya untuk menangani komplikasi yang berhubungan dengan flu akibat penghancuran fasilitas dan peralatan medis oleh Israel.
sumber: infopalestina