Al-Qur’an dan Ketenangan Jiwa
Sudah menjadi sunnatullah, jika berbagai ujian dan cobaan hidup akan senantiasa mewarnai kehidupan manusia.
Ujian-ujian hidup tersebut terkadang cukup menyiksa jiwa seseorang, dengan timbulnya rasa duka-cita, gelisah, resah, sedih dan takut akan hilangnya berbagai kenikmatan duniawi.
Untuk mengatasi berbagai penyakit ruhani tersebut agar tidak menenggelamkan seseorang ke dalam keputusasaan yang dapat mengancam keimanannya (Q.S. Yusuf : 87) maka sangatlah menarik untuk disimak dan dihayati apa yang pernah diungkapkan oleh Sayyidina Ja’far Ash Shodiq, r.a salah seorang dari ahlul bait Rasulullah Saw, yang dikenal sangat dalam pemahamannya terhadap makna dan hakikat yang tersurat maupun yang tersirat dalam Al-Qur’an.
Beliau di antaranya pernah menyatakan : “Saya merasa heran terhadap orang yang tersiksa dirinya oleh rasa takut, mengapa dia tidak berupaya mengatasi rasa takutnya dengan membaca dan menghayati firman Allah SWT: Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung (Q.S. Ali lmraan 173) dimana Allah SWT kemudian berfirman : Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah , mereka tidak mendapat bencana apa-apa (Q.S. Ali lmraan 174) Saya juga merasa heran kepada orang yang ditimpa penyakit dan berbagai bentuk malapetaka lainnya, mengapa dia tidak segera menyimak firman Allah SWT: (Ya Allah ) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang (Q.S. Al Anbiyaa 83) dimana kemudian Allah SWT berfirman : Maka Kami pun memperkenankan seruannya iłu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, (Q.S. Al Anbiyaa : 84).
Saya pun heran kepada orang yang ditimpa rasa duka-cita, mengapa dia tidak segera mengingatkan dirinya kepada firman Allah SWT : Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim, (Q.S. Al Anbiyaa : 87) dimana kemudian Allah SWT berfirman: Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman, (Q.S. Al Anbiyaa : 88)
Saya merasa lebih heran lagi terhadap orang yang cemas, gelisah dan khawatir akan kejahatan dan tipu daya orang lain, mengapa dia tidak segera membaca firman Allah SWT : Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah . Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya, (Q.S. Ghafir : 44) di mana kemudian Allah SWT berfirman: Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, (Q.S. Ghafir : 45)
Ungkapan Ja’far Ash Shodiq r.a dengan mengutip beberapa ayat firman Allah SWT tersebut di atas, kiranya sudah cukup mengantarkan kita kepada keyakinan, bahwasanya, selama kita sudah berupaya optimal menempuh kehidupan di jalan yang diridhoi Allah SWT, maka kita harus haqqul yakin, jika Allah SWT pasti bersama kita, dimana dengan kemahakuasaan, insyaallah kita pasti berhasil mengatasi segala permasalahan yang sedang kita hadapi.
Mari kita simak dan camkan, kisah Rasulullah Saw bersama Abu Bakar Ash Shiddiq ra, ketika mereka berdua berada di dalam gua Tsur, bersembunyi dari upaya orang-orang musyrik yang bermaksud membunuhnya. Ketika beberapa di antara orang-orang kafir sudah berada di mulut gua, maka Abu Bakr yang saat itu sangat khawatir akan keselamatan Rasulullah Saw pun berujar : Jika saja mereka membungkukkan diri melihat ke dalam gua, niscaya mereka akan melihat dan menemukan kita Pernyataan yang sangat logis ini segera ditanggapi Rasulullah Saw dengan penuh keimanan sekaligus menenangkan sahabatnya tersebut dengan menyatakan : Bagaimana menurut pandanganmu dengan dua orang, sementara yang ketiganya adalah Allah SWT?
Ungkapan senada diabadikan Allah SWT lewat firman-Nya : Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita “, (Q.S. At Taubah 40).
Mari terus berupaya ‘ bertaqarrub‘ mendekatkan diri – kepada Allah SWT dengan menjalani syariat-Nya, agar Allah SWT senantiasa dekat bersama kita, lebih dekat dari dekatnya kita dengan urat leher kita sendiri (Q.S. Qaaf : 16) agar kita senantiasa mampu mengatasi permasalahan hidup yang kita hadapi selama ini. Semoga.
K.H. Athian Ali M. Da’i, Lc., M.A.