Catatan (Alm) H. Ridwan Saidi: KH. Yusuf Hasyim Pejuang Hingga Hembusan Nafas Terakhir

KH. Yusuf Hasyim, atau yang populer dengan panggilan Pak Ud, adalah pejuang hingga hembusan nafas terakhir. Orangnya serius, tetapi suka humor. Tak pernah Pak Ud menyia-nyiakan waktunya bila bertemu dengan siapapun tanpa membicarakan perjuangan.
Pengenalan saya dengan Pak Ud, ketika beliau memprakarsai berdirinya Gemuis (Generasi Muda Islam), sebuah wadah kebersamaan 36 ormas pemuda Islam sebagai benteng menghadapi agresifitas PKI dan Ormas anteknya seperti; Pemuda Rakyat dan CGMI. Pak Ud bersama Drs Lukman Harun, adalah koordinator pengerahan massa. Perlawanan generasi muda Islam terhadap komunis di tahun-tahun 1963 hingga tahun 1965 tidak lepas dari peran KH. Yusuf Hasyim.
Sayap Rajawali PPP
Pak Ud adalah salah seorang tokoh sayap Rajawali—istilah yang saat itu digunakan untuk politisi PPP yang kritis terhadap pemerintah Orde Baru. Pergantian ketua dari Mintardja ke John Naro pada tahun 1978, tak terlepas dari hasrat sistem kekuasaan waktu itu untuk mengendalikan sayap Rajawali.
Baca juga: Menbud Fadli Zon: KH Yusuf Hasyim Sangat Pantas Diberikan Gelar Pahlawan Nasional
Interpelasi DPR kepada Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Daud Yusuf tentang Noalisasi Kehidupan Kampus (NKK) adalah pekerjaan sayap Rajawali PPP bekerjasama dengan tokoh-tokoh garis keras PDI. Interpelasi ini didukung kuat oleh dewan-dewan mahasiswa seluruh Indonesia. Gengsi PPP naik di mata rakyat dan generasi muda. Tetapi sistem kekuasaan tidak menyukai sayap Rajawali.
Satu persatu sayap Rajawali tersingkir dari PPP. Pelbagai cara digunakan oleh John Naro untuk menyingkirkan sayap Rajawali, akhirnya seluruh sayap Rajawali bersih sejak pemilu 1987.
Ketika kami berasd di luar kehidupan DPR, saya jarang bertemu dengan Pak Ud. Tetapi saya tahu beliau tetap kritis. Beliau masih suka hubungan telepon dengan saya, bertukar pikiran tentang masalah-masalah politik. Bahkan kalau Pak Ud ke Jakarta, saya dengan sejumlah teman menemui Pak Ud.
Saya tidak begitu ingat persisnya sikap Pak Ud terhadap reformasi. Tetapi setahu saya Pak Ud tidak terlalu bergairah lagi dengan PPP. Sejak awal beliau mempunyai pendirian yang tegas bahwa untuk stabilitas politik Indonesia “dua hijau” harus bersatu, yakni Hijau Tentara dan Hijau Islam.
Menurut saya Pak Ud paling sedikit tidak bergairah, dengan reformasi. Karena reformasi mencoba hendak mematahkan sayap hijau tentara.
Inilah pendirian politik KH. Yusuf Hasyim yang paling konsisten. Ia pejuang gigih sejak masa muda, ketika revolusi fisik maupun menghadapi pemberontakan PKI.
Kembali ke UUD 1945
Dengan saudara Amin Aryoso pada tahun 2006 saya pergi ke Jombang. Sebelumnya saya juga ke Jombang, menggalang kekuatan anti komunis. Karena terdapat indikasi orang-orang PKI mau bangkit kembali.
Kami sangat serius menentang beredarnya buku-buku bacaan di sekolah menengah yang tidak mencantumkan PKI sebagai pemberontak G.30.S.
Kami datangi Mendiknas Bambang Sudibyo yang pada awalnya tidak bergairah menanggapi protes dari rombongan tokoh-tokoh Islam yang dipimpin Pak Ud. Tetapi Pak Ud segera menyuruh saya bicara. Dengan keras saya mengecam Mendiknas.