NASIONAL

Dituduh Tunggangi dan Danai Aksi 212, SBY: Fitnah Kejam, Keterlaluan!

Dia kembali mengalami fitnah yang diklaim dilakukan oleh seseorang yang dekat dengan penguasa saat satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta 2017.

SBY menyebut melaporkan fitnah tersebut ke polisi, namun tak ada kelanjutannya. Selanjutnya SBY bercerita saat dia menghadiri kegiatan Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau. Ratusan bendera dan baliho yang ada fotonya dan almarhumah Ani Yudhoyono, kata SBY, dirobek dan dibuang ke selokan.

“Di tengah rasa kesedihan dan kemarahan kader Demokrat di Riau, sambil secara tegas saya larang mereka melakukan pembalasan yang sangat ingin mereka lakukan demi kehormatan partai. Waktu itu, yang kami harapkan hanyalah tegaknya hukum dan keadilan,” tutur SBY.

Cerita itu disampaikan oleh SBY dalam rangka memberikan arahan terkait upaya kudeta Partai Demokrat yang tengah santer dibicarakan. Menurut SBY, berdasarkan kesaksian para kader, ada keterlibatan aktif dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam gerakan tersebut.

“Termasuk pelibatan aktif dan langsung dari Kepala Staf Presiden Moeldoko, nyata sekali,” ujar SBY.

Dari laporan yang diterima SBY, gerakan kudeta tersebut hingga saat ini belum berhenti. Masih ada upaya tersembunyi yang menyasar kepengurusan daerah untuk terus melancarkan pendongkelan tersebut.

“Bahwa segelintir kader dan mantan kader pelaku GPK PD (gerakan pengambialihan kepemimpinan Partai Demokrat) masih bergerak di lapangan. Sembunyi-sembunyi, kucing-kucingan. Berarti gerakan ini masih ada,” ujar SBY.

Terkait Aksi Super Damai 212 pada 2 Desember 2016 silam, aksi tersebut digelar oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI (GNPF-MUI). Saat itu GNPF-MUI dikomandoi oleh Ustaz Bachtiar Natsir dengan Ketua Dewan Pembina Habib Rizieq Syihab.

Aksi fenomenal yang diikuti jutaan massa dari seluruh Indonesia itu digelar oleh umat dan sepenuhnya dibiayai oleh umat sendiri melalui gerakan infak. Umat bergerak dengan biaya mandiri. Tidak ada campur tangan politisi, apalagi SBY.

red: farah abdillah

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button