OPINI

Generasi Muslim Taat Syariat

Jika kemudian istilah ini disandingkan dengan Islam, maka opini yang muncul adalah menghilangkan segala bentuk pemikiran mengakar yang datangnya dari Islam. Ide ini yang kemudian terus disebarkan secara masif untuk meredam kebangkitan umat. Bahkan menjegal langkah perjuangan menerapkan Islam kaffah.

Deradikalisasi masih menjadi bola panas yang menggelinding di tengah umat. Seolah ini adalah sebuah program tepat, yang harus tegak di negeri dengan mayoritas muslim ini. Para penguasa negeri ini sepertinya lupa bahwa Allah Subhaanahu wa ta’ala telah memanggil umat Islam dengan panggilan yang penuh penghargaan yaitu ‘Khoiru ummah’.

Label sebagai umat terbaik, tidak berdiri sendiri. Akan tetapi merupakan satu paket dengan penerapannya dalam kehidupan bernegara. Sebagaimana pada masanya Islam pernah memimpin hingga dua pertiga dunia selama lebih dari 13 abad. Hal itu terjadi berkat jiwa-jiwa muslim yang teguh mengemban akidahnya.

Dalam Islam, para pemuda tidak henti-hentinya berprestasi. Mereka berlomba menjadi pejuang Islam. Salah satunya adalah Sa’ad bin Abi Waqash, masuk Islam di usia belia, 17 tahun. Saat perang melawan Persia di masa pemerintahan Umar bin Khaththab, ia menjadi panglima perang. Ada pula Usamah bin Zaid, yang memimpin pasukan di usia 18 tahun, hingga mampu mengalahkan Romawi.

Selain itu, Zaid bin Tsabit, pemuda Anshar usia 11 tahun yang ditolak Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wassalam saat ingin bergabung dengan pasukan Khandaq. Lima tahun setelah itu barulah ia mendapat izin berjihad. Kepandaian Zaid lainnya, adalah ia mampu menguasai berbagai bahasa dalam waktu singkat.

Masih banyak nama yang ada dalam fakta sejarah, terukir dengan tinta emas peradaban. Bahwa generasi muslim pernah berkiprah dalam spektrum yang luas. Kekuatan akidah adalah kuncinya. Ketika Islam menjadi energi gerak, maka mereka menjadi ujung tombak perubahan. Akidah Islam yang bersifat rahmatan lil alamin, benar-benar berjaya di seluruh tempat, sepanjang masa.

Maka jika deradikalisasi dianggap sebagai jalan untuk membentuk akhlak pemuda, sungguh jauh panggang dari api. Manusia tidak akan mampu menandingi kekuatan Allah. Pemikiran sekularisme tidak sebanding dengan Islam. Pemuda yang jauh dari Islam, akan gagap terhadap perubahan. Sebab beban kebangkitan tidaklah mudah. Generasi muda harus menjawab seluruh tantangan.

Tanpa kendali aturan yang datangnya dari Allah, maka mereka hanya akan memberi sumbangsih ‘masalah’. Para pemuda justru akan melibas negeri dengan persoalannya yang menggunung. Oleh karena itu hanya Islam yang mampu menjadi pemimpin peradaban. Keberadaannya tidak perlu dikebiri. Sebab hanya pemuda muslim yang kelak mampu mengguncang dunia. Wallahu a’lam.

Lulu Nugroho
Muslimah Penulis dari Cirebon

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button