IBADAH

Idul Kurban: Bukti Cinta dan Ketundukan

Yang kedua, dari kisah ini kita pun belajar tentang hakikat cinta. Cinta kepada Allah adalah diatas cinta kepada anak ataupun yang lainnya. Cinta seorang ayah tak boleh menghalangi ketaatan kepada perintah Allah SWT. Walau berat. Walau pahit. Cinta manusia kepada anak, istri, harta, jabatan, kekuasaan adalah ujian dari Allah SWT.

Terkadang, segala yang kita cintai harus rela kita korbankan demi Allah SWT dan AgamaNya. Nabi Ibrahim memberikan teladan, bukan hanya harta, bahkan nyawa putra semata wayangnya—yang kepada dia tertumpah segenap cinta dan kasih sayangnya—rela ia persembahkan dengan penuh keyakinan kepada Allah. Zat Yang lebih ia cintai dari apapun.

Allah berfirman: Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq. (QS. At-Taubah: 24).

Terkadang pula, ujian Allah adalah perkara sesuatu yang sangat kita tidak sukai. Ujian diberikan, agar Allah melihat siapa yang mau tunduk kepadaNya dan siapa yang membangkang dan bersombong diri.

Ketiga, kisah ini mengajarkan kita tentang kepasrahan. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as tak berburuk sangka kepada Allah SWt. Keduanya yakin bahwa tidak pernah Allah SWT. Akan memberikan ujian melebihi kapasitas hambaNya. Yakin bahwa dibalik perintah-Nya akan selalu ada kebaikan bagi hamba-Nya.

Begitulah sikap yang harus ditunjukan oleh setiap muslim. Tidak ada rasa takut dan khawatir akan syariatNya. Tak mungkin Allah SWT menurunkan syariatNya untuk kemadharatan makhlukNya. Tak mungkin untuk memecah belah persatuan umatNya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [QS. Yunus : 58)

Semoga, dalam momen penting Idul Adha dan Ibadah kurban tahun ini, kita bisa mengambil ibrah dari keteladanan Nabiyullah Ibrahim as. Dan Nabi Ismail as. diatas dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Wallahu alam bisshawab.

Idea Suciati
(Member Komunitas Revowriter)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button