Jadi Peserta MTQ Internasional IV, Hafizah Asal Palestina: Al-Qur’an Sumber Harapan dan Kekuatan Kami
Jakarta (SI Online) – Hafizah asal Palestina Lama Rami Abdel Mahsei Abuishah mengatakan, penyelenggaraan MTQ Internasional IV di Jakarta menjadi bukti solidaritas global dalam mendukung generasi muda Muslim di seluruh dunia.
“Ini (MTQ) salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya. Saya bangga membawa identitas bangsa kami di sini,” ujar Lama Rami di Jakarta, Sabtu (01/02) seperti dilansir ANTARA.
Lama Rami menyampaikan rasa terima kasihnya atas sambutan hangat masyarakat Indonesia dalam keikutsertaannya dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Indonesia Internasional ke-4 di cabang lomba tahfiz.
Baca juga: Indonesia Raih Juara Umum MTQ Internasional IV di Jakarta
Delegasi asal Yerusalem, Palestina ini mengungkapkan pengalaman berharga serta tantangan dalam perjalanan spiritualnya menghafal Al-Qur’an.
Sejak tiba di Jakarta, Lama merasa takjub dengan keramahan panitia dan masyarakat Indonesia. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia serta seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini.
“Segala kebutuhan kami diatur dengan sangat baik, mulai dari akomodasi hingga jadwal kegiatan. Dukungan ini sangat berarti bagi kami,” kata dia.
Lama Rami menuturkan bahwa dukungan keluarga serta komunitas Muslim di Palestina menjadi kunci keberhasilannya dalam menghafal Al-Qur’an.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, solidaritas ini memastikan generasi muda Palestina tetap terhubung dengan nilai-nilai spiritual. “Tanpa mereka, saya tak mungkin berdiri di sini,” kata dia.
Ia mengaku mulai menghafal Al-Qur’an sejak kecil di Zeid bin Tabak Center, lembaga pendidikan yang berlokasi di pelataran Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Pusat pendidikan ini memiliki program khusus yang membantu menjaga hafalan santri, termasuk ujian berkala yang mengantarkannya hingga ke kompetisi bergengsi ini.
“Keluarga dan guru-guru saya adalah pilar utama yang memotivasi saya, selain tentunya keikhlasan karena Allah,” kata dia.
Selain menghadapi tantangan dalam menghafal, Lama dan para hafiz di Palestina juga harus berjuang menghadapi penjajahan Israel. Ia menegaskan bahwa Al-Qur’an menjadi penopang moral di tengah perjuangan melawan penjajah Israel.
“Terkadang pendudukan membuat kami tidak dapat memasuki Masjid Al-Aqsa. Meski demikian, Al-Qur’an tetap menjadi sumber harapan dan kekuatan bagi kami,” kata dia.
Bagi Lama Rami, kompetisi ini adalah momen bersejarah dalam hidupnya. Ia merasa terharu bisa mewakili Palestina di ajang yang mempertemukan peserta dari berbagai negara.[]