NUIM HIDAYAT

Ketika Para Kiai Disembelih (2)

Selain itu juga dipajang format raksasa gambar-gambar Bung Karno, DN Aidit, Lenin, Mao Tse Tung dan Karl Marx sebagai hiasan.

Pada bulan Agustus 1965 bertempat di Rawabinong, sekitar satu kilometer dari Lubang Buaya, diselenggarakan pelatihan khusus bagi para kader yang dikirim oleh CDB PKI Jawa Barat, sejumlah 120 orang dan kader-kader BTI (Barisan Tani Indonesia) Jakarta sejumlah 80 orang. Pada awal September 1965, juga di tempat yang sama diadakan pelatihan khusus bagi kader-kader tingkat pusat sejumlah 60 orang.

Hingga akhirnya terjadilah peristiwa Gerakan 30 Sepember 1965. Dimana pasukan-pasukan PKI menculik dan membunuh perwira-perwira Angkatan Darat dengan tujuan untuk menyingkirkan Angkatan Darat dan menguasai negeri ini sepenuhnya.

Ternyata PKI gagal, karena para perwira Angkatan Darat cepat mengkonsolidasikan diri dan bersama rakyat –khususnya umat Islam—menangkap dan melawan PKI di berbagai daerah. Hingga akhirnya jatuh korban banyak dari PKI. Taufik Ismail menyebut bahwa jumlah besar korban dari PKI itu akibat dari ulah PKI sendiri yang kejam dalam aksi-aksinya.

Waktu terus berjalan. Kini simpatisan PKI telah berhasil menghapuskan kewajiban pemutaran film G30S/PKI yang menceritakan aksi-aksi kejam PKI. Dan justru yang beredar di kalangan pemuda kini film aksi-aksi pembunuhan terhadap PKI (seperti film The Act of Killing/Jagal 2012 yang lebih pro PKI).

Juga buku-buku kini banyak beredar di tengah masyarakat yang berusaha ‘mencuci dosa PKI’. Seolah-olah PKI adalah korban dan tidak pernah menjadi pelaku aksi kebiadaban dalam sejarah bangsa ini.

Akhirnya, Jenderal AH Nasution yang selamat dari pembunuhan PKI, dalam sambutannya di depan penguburan perwira-perwira TNI yang menjadi korban kebiadaban PKI menyatakan: “Rekan-rekan adik-adikku sekalian, saya sekarang sebagai yang tertua dalam TNI yang masih tinggal bersama yang lainnya, akan meneruskan perjuanganmu, membela kehormatan kamu.

Menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruh TNI, sebagai pahlawan menghadaplah kepada asal mula kita yang menciptakan kita, Allah Subhana Wata’ala. Karena akhirnya Dialah Panglima Kita yang Tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua.

Tetapi dengan keimanan ini juga kita semua yakin bahwa yang benar akan tetap menang dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah-fitnah lebih jahat daripada pembunuhan, fitnah berkali-kali lebih jahat daripada pembunuhan.” Wallahu azizun hakim.

Nuim Hidayat, Ketua DDII Depok (2012-2021), Anggota MIUMI dan MUI Depok

Rujukan:
Fadli Zon dan M Halwan Aliuddin, Kesaksian Korban Kekejaman PKI 1948, Komite Waspada Komunisme, Jakarta, 2005
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Setneg RI, Jakarta 1994
Jenderal Besar Dr AH Nasution, Peristiwa 1 Oktober 1965 Kesaksian Jenderal Besar Dr AH Nasution, Penerbit Narasi Yogyakarta, 2012
Taufik Ismail, Presiden (15/8/15) Mau Minta Maaf Kepada PKI?, Republika.co.id, 12 Agustus 2015
Anab Afifi dan Thowaf Zoharon, Ayat-Ayat yang Disembelih, Penerbit Cordoba Books, Mei 2016
H Abdul Mun’im DZ, Benturan NU PKI 1948-1965, Penerbit Langgar Swadaya Nusantara, 2014

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button