Kilang Meledak Lagi, Politisi PKS: Harusnya Komut dan Dirut Pertamina Mundur
Jakarta (SI Online) – Terkait terjadinya kembali ledakan dan kebakaran di kilang minyak Pertamina, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Komut dan Dirut Pertamina agar legowo untuk mengundurkan diri.
Menurut Mulyanto, ledakan yang terjadi di kilang minyak Dumai menandakan Direktur Utama dan Komisaris Utama Pertamina sekarang tidak dapat melakukan perbaikan sistem keamanan dan keselamatan kerja di wilayah kerja strategisnya.
Anggota Fraksi PKS itu menegaskan, terlepas dari penyebab kebakaran ini karena sabotase atau kecelakaan murni, Komut dan Dirut Pertamina harusnya malu bila masih mempertahankan jabatannya.
Menurutnya, kecelakaan ini membuktikan keberadaan Komut dan Dirut Pertamina saat ini tidak efektif menggerakan seluruh jajaran untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja.
“Harusnya secara legowo Komut dan Dirut Pertamina mengundurkan diri secara sukarela. Sebagai bentuk pengakuan ketidakmampuan dalam mengelola resiko, sehingga ledakan dan kebakaran kilang ini kembali terjadi. Biarkan Pertamina dikelola oleh orang yang tepat,” ungkap Mulyanto dalam keterangannya, Ahad, 2 April 2023.
Ia menambahkan, saat ini Pertamina butuh pimpinan yang dapat menggerakan semua potensi SDM untuk mengamankan aset yang dikelola. Juga mampu berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam mengamankan wilayah kerja Pertamina.
“Hal ini penting karena wilayah kerja dan fasilitas produksi Pertamina adalah obyek vital negara, aset strategis nasional,” kata Mulyanto.
Mulyanto mengaku prihatin dalam waktu kurang dari dua bulan terjadi tiga kali ledakan dan kebakaran beruntun di fasiltas strategis BBM Pertamina.
Sebelumnya terjadi ledakan di Terminal BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara. Disusul terjadiny kebakaran di kapal angkut BBM Pertamina di Mataram. Kemudian sekarang terjadi lagi ledakan di kilang minyak Pertamina Dumai, Riau.
“Menjelang hari raya Idul Fitri dan di tahun politik, ledakan yang terjadi pada obyek vital negara yang strategis dan terjadi secara beruntun adalah hal yang tidak biasa. Jangan dianggap remeh,” kata Mulyanto. []
red: a.syakira