Lawan Arogansi Israel, Ini Enam Saran Ketua BKSAP
Jakarta (SI Online) – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI pada Senin (30/11) menggelar webinar terkait Palestina berskala internasional. Ketua BKSAP DPR RI Dr. Fadli Zon membuka acara tersebut. Sementara Syahrul Aidi Mazaat, Anggota BKSAP dan Ketua Grup Persahabatan Parlemen Indonesia-Palestina, ditunjuk sebagai moderator.
Webinar internasional ini bertajuk “The Palestinian Cause and Ways to Support It in Light of the Regional and International Developments”. Pembicara kunci dan lima pembahas yaitu Dr. Ahmad Bahar (Ketua Parlemen Palestina), Syed Ibrahim Syed Noh (Anggota Parlemen Malaysia), Dr. Mohammed Makram (League of Parliamentarians for Al Quds), Bagus Hendraning Kobarsyih (Direktur Timur Tengah Kemenlu), dan Dzikrullah (Sahabat Al Aqsa).
Fadli Zon dalam sambutannya menekankan bahwa yang paling dibutuhkan Palestina saat ini adalah dukungan politik. “Dukungan politik atas Palestina tak boleh redup apapun situasinya,” tegas dia.
Menurutnya sejak berdiri di atas tanah curian pada tahun 1948, Israel terus berupaya mendelegitimasi Palestina. “Situasi Palestina saat ini secara politik sangat mencemaskan. Normalisasi beberapa negara Arab akhir-akhir ini adalah blunder. Normalisasi dengan Israel tidak dapat diterima,” kritik dia sembari menegaskan bahwa Parlemen Indonesia harus menolak keras normalisasi apapun dengan Israel termasuk isu calling visa bagi warga Israel.
Fadli yang juga Wakil Presiden League of Parliamentarians for Al Quds itu menyampaikan enam hal untuk melawan arogansi Israel.
Pertama, memperluas pengakuan atas Palestina sebagai negara. Kedua, meningkatkan hubungan bilateral dengan negara Palestina. Ketiga, menjadikan isu Palestina sebagai isu bersama yang terus menghangat baik di level global atau kawasan. Keempat, mengisolasi Israel dari pergaulan antarbangsa. Kelima, boikot produk-produk Israel. Keenam, mendesak penyelesaian konflik Palestina-Israel secara adil dan tak memihak.
Sementara Dr. Ahmad Bahar mengingatkan beberapa hal krusial di antaranya bahaya Kesepakatan Abad (Deal of the Century), yahudisasi Yerusalem, praktik ilegal permukiman, nasib sekitar tujuh juta pengungsi Palestina, lima ribu warga Palestina yang dipenjarakan Israel secara tak manusiawi, krisis kemanusiaan di Jalur Gaza akibat embargo sejak empat belas tahun lalu terlebih di masa pandemi. Tokoh Hamas itu juga menilai kebijakan AS tidak akan berbeda jauh kendati Donald Trump segera lengser.
Untuk diketahui, webinar ini dilatarbelakangi lantaran kekhawatiran DPR RI atas perkembangan situasi Palestina khususnya dampak dari kebijakan ceroboh Donald Trump yang sangat merugikan masa depan Palestina.
red: adhila