OPINI

Mau Pancasila atau Komunisme PKI?

Jawabannya: pertarungan antara Pancasila dan Komunisme. Ada bukti kuat. Sejak beberapa tahun belakangan ini, simbol-simbol komunisme dimunculkan kembali di ruang publik. Baik simbol itu berupa logo maupun narasi.

Kaus T-shirt dengan gambar “palu-arit” dipamerkan di sejumlah tempat. Logo ini juga muncul dalam bentuk grafiti di mana-mana. Kemdian, narasi komunisme juga bangkit. Ada yang medesakkan agar pemerintah membuat permintaan maaf resmi atas peristiwa pemberontakan PKI 1965. Dengan tujuan agar PKI disebut sebagai korban, bukan pelaku.

Itulah sebabnya pilpres ini lebih pantas disebut sebagai pertarungan antara Pancasila dan Komunisme. Ini diperkuat oleh fakta-fakta bawha pengajur komunisme itu, yaitu hantu PKI, masih berusaha menghidupkan ideologi yang sangat tidak suka pada orang yang beragama, khususnya umat Islam.

Tulisan ini tidak bermaksud menakut-nakuti. Ini semua fakta sejarah dan fakta “on going” (yang masih hidup).

Seperti kita lihat sendiri, figur-figur PKI atau yang terkait dengan PKI mendapatkan perlindungan dan dukungan penuh dari salah satu blok politik besar. Dukungan inilah yang mebuat mereka semakin yakin untuk bangkit kembali.

Inilah yang sewajarnya dirisaukan dan diangkat oleh Pak Hendro dalam perspektif pilpres 2019 ini. Bukan khilafah.

Pernyataan itu seharusnya berbunyi: “Mau Pancasila atau Komunisme PKI?”

Asyari Usman
(Penulis adalah wartawan senior)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button