DAERAH

Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Terseret Banjir Sungai Sempor, Lima Anak Meninggal

Sleman (SI Online) – Ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat 21 Februari 2020, sekitar pukul 15.30 WIB.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi ini diikuti sekitar 257 siswa.

“Kegiatan yang dilakukan yakni susur Sungai Sempor, pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan,” katanya.

Ia mengatakan saat ini proses evakuasi dan pendataan anak-anak di sekolah sedang dilakukan. “Sedangkan tim SAR gabungan masih menyisir sepanjang aliran Sungai Sempor,” katanya.

Ia mengatakan data sementara 257 siswa ikut Pramuka susur sungai, yang sudah terdata di sekolah 154 anak.

“Ada yang langsung pulang, kondisi luka luka empat dibawa ke Klinik SWA, empat dibawa ke Puskesmas Turi, satu dibawa ke Klinik Purihusada,” katanya.

Lima Anak Meninggal

Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Kombes Pol Yuliyanto meyebutkan hingga pukul 19:00 WIB jumlah korban yang tewas akibat hanyut di Sungai Sempor Sleman bertambah menjadi lima orang

“Jadi dalam peristiwa ini data sementara yang masuk korban meninggal lima siswa,” kata Yuliyanto di Yogyakarta, Jumat.

Yuliyanto mengatakan dari lima korban meninggal dunia tersebut empat di antaranya adalah SA kelas 8 warga Sumberejo, A kelas 7 warga Ngentak, NA kelas 8 warga Kembang Arum, L warga Kembang Arum.

Sedangkan satu korban meninggal lainnya belum diketahui identitasnya dan hingga kini masih berada di Rumah Sakit Puri Husada, Sleman.

Yulianto mengatakan dalam peristiwa hanyutnya sejumlah siswa SMP Negeri Turi, Sleman, di Sungai Sempor, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, polisi sudah mengerahkan Tim SAR dari Sabhara Polda DIY, Polres, Polsek dan SAR Polairud.

Sayangnya proses pencarian terkendala lokasi yang gelap.

“Kondisi sudah malam dan gelap, kami harus menggunakan lampu penerangan untuk mencari para korban lainnya,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sleman Joko Supriyanto di lokasi, Jumat malam.

Selain kondisi gelap, proses evakuasi juga terkendala kondisi hujan masih terus mengguyur lokasi kejadian.

Proses pencarian ditunda untuk sementara karena Bupati Sleman Sri Purnomo, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sleman Joko Supriyanto dan tim gabungan masih berkoordinasi.

Joko Supriyanto mengatakan pihaknya memerlukan beberapa tambahan lampu penerangan. “Kami membutuhkan lampu sorot untuk penerangan di area DAM Sungai Sempor,” katanya.

sumber: ANTARA

Back to top button