SUARA PEMBACA

Sampai Kapan Kaum Rohingya Harus Menderita?

Persekusi terhadap kaum Rohingya sudah berlangsung selama puluhan tahun. Ditambah pula dengan banyaknya bukti penderitaan kaum Rohingya akibat rasialisme masyarakat, kejinya aparat militer, dan ketidakadilan pemerintah Myanmar. Namun mengapa sampai detik ini Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tidak tegas menyelesaikan masalah ini?

Sudah saatnya kita sadar bahwa janji manis PBB untuk membawa kedamaian bagi dunia itu hanya omong kosong. Pendidikan sekuler memang mengajarkan bahwa PBB diciptakan setelah Perang Dunia II untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.

Tapi pada kenyataannya, PBB hanya berpihak pada isu yang mendukung kepentingannya. Sebutlah kesetaraan gender, legalisasi LGBTQ+, pemberantasan radikalisme, dsb. Untuk isu krusial lain di luar kepentingannya, PBB hanya mengencam tanpa memberi tindakan nyata.

Perlu dipahami, PBB merupakan satu dari sekian dalang di balik keterpurukan umat Islam saat ini. Sebab PBB lahir untuk berpihak kepada negara-negara penjajah berkedok penolong, seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan sebagainya. Lihat saja saat PBB melakukan intervensi pada isu Israel-Palestina, bukannya membubarkan Israel malah mendukungnya melalui Two State Solution.

Jika penjajahan sekejam Israel kepada Palestina saja didukung oleh PBB, jangan heran kalau masalah kaum Rohingya tidak diselesaikan oleh organisasi hipokrit tersebut. Maka berhentilah berharap solusi dari PBB yang diam-diam ingin untuk memecah belah kekuatan umat Islam.

Persekusi kaum Rohingya adalah bagian kecil diantara seluruh penderitaan umat Islam di dunia saat ini. Satu-satunya solusi untuk bangkit dari keterpurukan adalah dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh). Sebab Allah SWT mewajibkan kaum Muslim untuk menjadi khalifah di bumi ini, sehingga kita harus berpegang pada kepemimpinan berpikir Islam dan penerapan Islam secara kaffah.[]

Ami Pertiwi Suwito, Muslimah tinggal di Depok, Jawa Barat.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button