NUIM HIDAYAT

Selamatkan Dunia dengan Al-Qur’an

Bagaimana dengan sistem militer Barat? Ya karena Barat berangkat dari filosofi hewan, siapa yang kuat maka ia yang menang, maka mereka berlomba-lomba membuat persenjataan yang akan menghabisi musuh sebanyak-banyaknya. Dari sini lahirlah industri militer persenjataan nuklir.

Dunia Islam, ketika ingin memiliki nuklir, seperti Iran dan Pakistan dilarang, dengan berbagai alasan. Barat merasa dirinya superior, umat Islam dianggap inferior. Mereka takut kalau umat Islam marah kemudian meledakkan nuklirnya, sehingga umat manusia semuanya bisa musnah.

Kesalahan Barat bukan hanya pada pada perlombaan senjata saja, tapi sistem militer yang dibentuk Barat juga bermasalah. Lihatlah bagaimana hirarki yang diciptakan jenderal hingga prajurit. Prajurit dalam sistem militer, seperti budak. Ribuan prajurit mati tidak apa-apa, asal bukan jenderalnya. Lihatlah dalam kasus Amerika menginvasi Irak, 2003. Ribuan prajurit Amerika berangkat ke sana dan banyak yang meninggal, tapi Presiden Bush cs dan Jenderal-Jenderal militer di sekelilingnya hanya duduk manis di ‘Washington’. Prajurit dianggap seperti pion dalam permainan catur.

Penjajahan Amerika atas Irak adalah puncak kezaliman dan keserakahan pemimpin-pemimpin Barat (George W Bush, Tony Blair dll). Mereka mengerahkan prajurit dan senjata-senjata mutakhirnya untuk menguasai cadangan minyak yang besar di negeri Islam itu. Mereka khawatir bila suatu saat kehabisan bahan bakar, sehingga puluhan kapal induk, ribuan pesawat  dan ‘ratusan kapal selam’nya tidak bisa berfungsi karena bahan bakar di dalam negeri tidak mencukupi.

Dalam sistem militer yang dibentuk Amerika, jenderal boleh kaya dan prajurit boleh miskin. Mereka mengibaratkan jenderal itu laksana singa atau harimau yang merajai di hutan. Sedangkan prajurit hanyalah seperti burung emprit yang tidak punya daya. Mereka menciptakan ‘sistem Firaunisme’, apapun yang dilakukan Jenderal benar, meskipun jenderal itu berbuat salah menurut undang-undang.

Mereka lupa bahwa semua manusia hakikatnya sama. Sama-sama hamba Allah, sama-sama ingin hidup sejahtera. Sama-sama ingin mewujudkan negara atau dunia ini adil makmur.

Manusia bukan berasal dari monyet. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah yang semuanya berasal dari Nabi Adam dan Siti Hawa. Al-Qur’an menyatakan, ”Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS al Israa’ 70)

Bila ada yang bertanya mana buktinya kita semua berasal dari Adam dan Hawa? Ya buktinya adalah aqliyah (secara akal). Manusia berasal dari manusia. Tidak ada bukti yang kuat sekarang manusia berasal dari hewan. Monyet dari zaman kakek-kakek kita tetap saja bentuknya monyet. Kita tidak pernah menemukan monyet berubah menjadi manusia.

Bukti itu tidak harus hadir fisik di hadapan kita. Banyak di dunia ini yang tidak hadir dihadapan kita kita percayai, kita imani. Misalnya ketika kita naik pesawat, kita percaya saja kan bahwa pilot tidak akan menabrakkan atau menjatuhkan pesawatnya. Karena secara akal kita menyimpulkan pilot itu kan sudah dites kepribadiannya, karakternya dan seterusnya.

Maka Al-Qur’an yang telah kita buktikan bahwa ia wahyu Allah, maka apapun informasi dari Al-Qur’an adalah benar adanya. Tidak mungkin ada yang salah dalam Al-Qur’an.

Kedua, kita yakin Nabi Adam ada, pertanyaannya dari mana ilmu Adam as itu didapat. Kita dapat ilmu dari orang yang lebih tua sebelumnya. Orang yang tua itu dapat dari orang tua sebelumnya juga, terus sampai ke manusia pertama. Sekarang pertanyaannya dari siapa manusia pertama (Adam) itu memperoleh ilmu? Dari Allah, Dari Yang Maha Kuasa, Dari Yang Maha Hebat yang membuat alam ini. Karena itu Al-Qur’an menyatakan, ”Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (al Baqarah 31-32)

***

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button