Serangan Israel ke Jenin Disebut Terkejam dalam 20 Tahun Terakhir
Tepi Barat (SI Online) – Suara ledakan dahsyat terus terdengar di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat bagian utara, dengan kepulan asap hitam membubung tinggi di berbagai area, saat pejuang Palestina dan tentara Zionis Israel terlibat baku tembak sengit.
Tentara Israel melancarkan operasi militer skala besar di Jenin pada Senin (3/7) dini hari waktu setempat.
Narasumber keamanan Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa pasukan Israel menyerbu kota itu dari berbagai penjuru, mengepung kamp, menguasai beberapa bangunan dan rumah penduduk, serta mengerahkan penembak jitu di atas atap.
Warga dan pejabat keamanan menyebut operasi militer Zionis tersebut “merupakan yang paling kejam sejak 2002,” dengan serangan udara intensif yang menyasar gedung-gedung tempat puluhan penembak Palestina terlibat baku tembak dengan tentara Israel.
Saksi mata mengatakan beberapa keluarga pengungsi melarikan diri dari kamp tersebut menuju pusat kota atau daerah lain karena khawatir eskalasi militer akan terjadi pada malam hari.
Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara di sejumlah bangunan dan pos, yang menurut tentara Israel adalah milik kelompok-kelompok militan Palestina.
Dalam sebuah pernyataan pers, tentara Israel mengatakan bahwa pihaknya membombardir sebuah markas komando yang menjadi tempat pertemuan, depot persenjataan, dan pusat komunikasi bagi para aktivis, menambahkan bahwa lokasi yang menjadi target terletak di dekat dua sekolah dan sebuah pusat kesehatan.
Sebagai respons, faksi-faksi Palestina “terlibat dalam bentrokan bersenjata dengan tentara Israel, meledakkan alat peledak, dan menembak jatuh tiga drone yang terbang di atas kamp,” kata faksi-faksi Palestina dalam pernyataan terpisah.
Jaringan Israel Radio melaporkan bahwa lebih dari 1.000 tentara bergabung dalam operasi tersebut. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan para tentara “tidak berniat menduduki kamp pengungsi Jenin, tetapi ini adalah operasi yang menyasar kelompok-kelompok teroris.”
Pasukan Israel menangkap para aktivis dan menyita banyak alat peledak yang ditimbun untuk pertempuran, menurut juru bicara tersebut.
Ramzi, seorang pemuda yang tinggal di kamp pengungsi itu dan siap untuk melarikan diri bersama anggota keluarganya, mengatakan kepada Xinhua kamp tersebut seperti diguncang “gempa bumi.”
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila menuduh tentara Israel mencegah petugas medis memasuki kamp pengungsi untuk membawa para korban luka ke rumah sakit, sementara Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina meminta agar jalur yang aman untuk mengevakuasi korban luka dari kamp tersebut dibuka.