#Menuju Pilpres 2024RESONANSI

Sudah Di-setting Prabowo-Ganjar?

Makanya, sekarang ramai-ramai oleh pelbagai komunitas oposan didengungkan upaya pemakzulan Jokowi. Yang disinyalir puncaknya nanti berada di bulan Oktober bertepatan dengan waktu pendaftaran bacapres.

Termasuk, yang paling kencang, keras, dan serius dari kelompok gabungan purnawirawan perwira tinggi TNI dan Polri, politisi, akademisi dan ulama terkemuka, yang sudah menyerahkan klausul pemakzulan itu dengan Petisi 100 ke MPR.

Yang jelas, apakah pemakzulan itu terjadi atau tidak, upaya yang disebut “gaspol” tengah digalakkan oleh kelompok koalisi eks partai oligarki yang seolah telah “layu sebelum berkembang” daya jualnya.

Yaitu, ada kecenderungan pergeseran seluruh manifes politiknya memberikan dukungannya untuk mengusung “putra rekonsiliator” baru “dari luar” mereka, Prabowo Subianto yang paling tepat dan masih memiliki daya jual yang tinggi ketimbang dari calon-calon mereka.

Itu berarti, boleh jadi sudah bisa diperkirakan skenarionya, kontestan akan hanya dua pasangan saja. Yaitu, dari mereka, adalah Prabowo-Ganjar.

Dua bulan ke depan PDIP, PPP, PSI dan Hanura segera merapat dan berkoalisi dengan KKIR. Di KIB hanya Golkar yang bakal masih ditimbang-timbang dengan alot masih ada faktor X berkerikil tajam. Karenanya ada wacana Munaslub yang akan menggantikan AHT dengan kesediaan LBP dengan diplomasi prasyarat seolah halus-lembut, asal jangan sampai berkelahi.

Sementara, PAN yang sudah menjadi benalu hanya mau membonceng kepada calon yang paling kuat menurutnya. Siapa lagi kalau bukan ke Prabowo-Ganjar?

Tinggal sekarang bagaimana dengan kekuatan dan strategi partai KPP?

Kuncinya, tetap mempertahankan soliditas kebersatuan KPP. Meski, setelah acara Apel Siaga Nasdem 16 Juli lalu di GBK Surya Paloh dipanggil dan bertemu Jokowi ada apa di kedalamannya tidak akan menimbulkan percikan api yang bisa membakar soliditas kebersatuan KPP itu.

Juga ketika Surya Paloh ditanya oleh Jokowi siapa bakal cawapres Anies semoga benar menandakan konsistensinya bahwa itu telah menjadi hak prerogatif Anies.

Hebatnya, sebelumnya Anies pun mengumandangkan opini efek kejut tentang “titik nol” siapa cawapresnya. Itu semakin mengunci dan menutup rapat-rapat kotak pandora kerahasiaan siapa cawapres sesungguhnya.

Tetapi, hebat dan uniknya, pasangan Anies siapa pun nanti dalam mengahadapi upaya gaspol jikalau ya terjadi gabungan koalisi besar KKIR, PDIP-konco-nya, bahkan juga KIB sekaligus, kemudian mengusung Prabowo-Ganjar dalam konstestasi Pilpres 2024 secara dejure hanya dua pasangan saja:

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button