NUIM HIDAYAT

Sukmawati Soekarnoputri Mau Murtad?

Kasus Sukma ini bisa dianalisa, bahwa perempuan ini kurang luas bacaannya. Ia mungkin hanya membaca buku-buku yang memuji Soekarno. Ia mungkin tidak pernah membaca buku yang mengritik Soekarno. Seperti buku “Dari Hati ke Hati” karya Buya Hamka, “Bunga Rampai dari Sejarah” karya Mohammad Roem atau “Islam dan Kebangsaan” karya Ahmad Hasan.

Selain kurang luas bacaan, perempuan ini nampaknya juga kurang luas pergaulan. Keberaniannya menyejajarkan Nabi Muhammad dengan Soekarno dan sinismenya kepada suara azan menunjukkan ia sangat tidak paham terhadap ajaran Islam. Pertemanannya dengan Arya Wedakarna atau orang-orang sekuler, tentu makin menjauhkan dirinya dari kecintaan terhadap Islam.

Kedatangan Sukma ke kantor MUI untuk minta maaf atas kasusnya 2018 lalu, nampaknya bukan tulus dari lubuk hatinya. Mungkin itu datang dari teman-temannya.

Kalau Sukma orang yang bisa bergaul, harusnya ia mendatangi Habib Rizieq untuk dialog atau debat, bukan melaporkannya ke polisi.

Kini Sukma kabarnya sudah dalam proses perpindahan ke Hindu hingga hari-H. Sebagai muslim kita melihat murtadnya seorang dari Islam ke agama lain, tentu kita mengelus dada.

Sebab menurut Al-Qur’an, harga Keislaman itu lebih dari harga emas sepenuh bumi. Alias harga Islam itu sama dengan nyawa kita. Al-Qur’an menyatakan, “Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.” (QS Ali Imran 91)

Yang aneh, kalau biasanya orang murtad dari Islam sembunyi-sembunyi, ini akan dirayakan ramai-ramai dan mengundang pejabat nomor satu di negeri ini. Ada apa?

Dari segi politis, sebenarnya keluarnya Sukma dari Islam, malah memerosotkan citra Soekarno di mata kaum Muslim. Bila ada orang yang masih memuji-muji keislaman Soekarno, maka orang itu bisa ditertawakan. Orang akan berkata, “Wong anaknya gak ada yang Islamnya bagus, bahkan ada yang murtad.”

Soekarno memang hebat di kalangan kaum sekuler atau kaum Islamofobia. Bagi kaum Muslim yang paham sejarah, maka Soekarno bukan orang hebat. Pemikiran-pemikiran Soekarno banyak yang bertentangan dengan Islam. Di antara yang terpenting adalah pemikirannya yang mengagungkan pluralisme agama.

Maka kalau kita cermati pemikiran Soekarno, perpindahan Sukmawati ke Hindu ini bukan sesuatu yang aneh. Peribahasa kita yang terkenal mengatakan, “Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.”

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button