Tatkala Mudik Tiada Lagi PPKM
Suasana mudik lebaran tahun ini tentu akan berbeda sekali dengan suasana mudik setelah tak ada lagi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berjilid-jilid selama dua tahun terakhir ini.
Tradisi mudik atau “pulang kampung” (Pulkam) saat tibanya lebaran dengan segala fenomenanya, tentu sudah diperhitungkan segala risikonya oleh para calon pemudik.
Di tengah-tengah hiruk-pikuk arus mudik ini layaklah kiranya timbul pertanyaan, salah satu di antara pertanyaan yang kiranya layak kita miliki adalah, sudahkah cukup bekal persiapan kita untuk “mudik” atau “pulkam” kembali ke Kampung Akhirat nanti?
Karena perlu kita ketahui bersama bahwa sebenarnya negeri Akhiratlah merupakan tujuan hidup kita. Allah SWT telah mengingatkan kita melalui firman-Nya: “Wab taghi fii maa aataakallaahud daaral aakhirah” (Carilah olehmu kebahagiaan Akhirat). Walaupun kemudian Allah SWT menyatakan, “wa laa tansa nashiibaka minad dun-yaa“(dan jangan lupakan nasib kamu selama hidup di dunia) (Al Qashash, 28 : 77).
Betapa mesti bisa kita syukuri bahwa Allah SWT telah mengingatkan kita tentang tujuan akhir kebahagiaan hidup kita yakni Akhirat. Namun demikian, Allah SWT mempersilakan kita untuk menikmati kehidupan dunia sepanjang kenikmatan tersebut bisa mengantarkan kita untuk bisa mencapai kebahagiaan yang hakiki di Akhirat nanti.
Demikian pula, bila ternyata di tengah-tengah proses perjalanan hidup kita untuk mencapai kebahagiaan Akhirat lantas kita menemukan kebahagaiaan dunia, inilah yang mesti kita syukuri. Namun, bila dalam situasi dan kondisi tertentu kita di hadapkan pada “dua” pilihan antara mengorbankan kebahagiaan dunia dengan Akhirat, maka tentu kita akan rela mengorbankan kebahagiaan dunia demi tercapainya kebahagiaan Akhirat yang kekal.
Bila kita mau cermati, berapa lamakah manusia hidup di dunia ini? Sebandingkah lama kehidupan dunia kita bila kita bandingkan dengan lama hidup kita setelah kita meninggal dunia nanti? Di dalam sebuah hadits Rasulullah Saw pernah bersabda tentang perbandingan tersebut, Beliau menyatakan, “Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya” (HR. Muslim dan Ibnu Majah). Betapa singkatnya kehidupan kita di alam dunia ini bila kita mau membandingkan dengan kehidupan kita di alam Akhirat. Lama hidup kita di dunia hanya seperti setetes air di tengah luasnya air laut yang membentang.
Seiring dengan perjalanan waktu pula, seperti biasanya tidak sedikit di antara saudara-saudara kita setiap jelang akhir Ramadhan dan sesudahnya telah banyak disibukkan dengan persiapan mudik lebaran bagi perantau yang akan pulang ke kampung halamannya. Segalanya jauh-jauh sudah dipersiapkan. Pemerintah melalui departemen terkait sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi “arus mudik & arus balik lebaran”.
Para pemudik mempersiapkan diri dari mulai menyiapkan peta perjalanan, mempersiapkan kendaraan bagi yang memiliki kendaraan untuk pulang kampung. Atau calon pemudik telah siap jauh-jauh memesan tiket Kereta Api (KA) walaupun bulan Ramadhan belum tiba, dengan harapan KA tersebut dapat membawanya pulang kampung.
Pesan tiket Bus jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan. Pemudik yang menggunakan Sepeda Motor pun telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan kendaraan yang akan digunakannya yang dari tahun ke tahun pemudik yang menggunakan sepeda motor jumlahnya meningkat.