RESONANSI

UU Ciptaker Inkonstitusional Bersyarat: Kepalang Tanggung Cabut UU Cacat

Berbeda dengan sistem Islam. Sistem yang menyerahkan kedaulatan pada Sang Maha Berdaulat, Allah SWT. Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Tersebab aturan hidup bersumber dari Zat yang di luar manusia, jelas takkan ada kepentingan pribadi dan golongan yang bermain di sana. Dan tidaklah Allah SWT. memiliki kepentingan pada aturan-aturan tersebut melainkan untuk kebaikan manusia. Sebab Allah menjamin takkan sedikitpun menzalimi hamba-Nya (Lihat QS. An-Nisa ayat 40).

Dan ketika aturan Allah diterapkan secara kafah dalam sistem kehidupan manusia, maka keadilan akan dirasakan oleh semua orang dari berbagai kalangan. Ada teladan dari Khalifah Umar bin Khattab dalam menangani penguasa yang zalim pada rakyatnya. Kisah ini begitu masyhur.

Adalah Amr bin Ash, gubernur Mesir, berniat ingin membangun masjid yang megah. Namun niatnya ini terhalang oleh seorang Yahudi yang tak mau menjual gubuk reyot dan tanahnya. Meskipun sang gubernur telah menawarnya dengan harga tinggi, si Yahudi tetap bersikeras tak mau menjualnya. Akhirnya Amr bin Ash mengirimkan surat kepada si Yahudi, surat pemberitahuan bahwa ia akan menggusur gubuk si Yahudi. Dan penggusuran pun terjadi, pembangunan masjid pun dilanjutkan.

Orang Yahudi yang merasa dirampas haknya ini pun mencari keadilan. Pergilah ia ke Madinah, menemui Khalifah Umar bin Khattab. Setelah bertemu dan menceritakan nasibnya, Khalifah memintanya membawa tulang ke hadapan Amr bin Ash. Oleh Khalifah Umar bin Khattab, tulang tersebut telah digores huruf alif dari atas ke bawah, lalu memalang di tengah-tengahnya dengan ujung pedang.

Meskipun bingung, si Yahudi tetap melakukan perintah Khalifah. Dan saat tulang tersebut sampai ke tangan Amr bin Ash, seketika Amr bin Ash memerintahkan para pekerja bangunan untuk meruntuhkan masjid dan membangun kembali gubuk milik si Yahudi. Bertambah heranlah ia, dan meminta Amr bin Ash menjelaskan arti tulang tersebut.

Amr bin Ash menjelaskan ketakutannya melihat tulang tersebut. Sebab tulang ini dikirim oleh khalifah dan berisi ancaman. Seakan-akan beliau berkata, ‘Hai Amr bin Ash! Ingatlah, suatu saat kamu akan menjadi tulang yang busuk, betapapun tingginya pangkat dan kekuasaanmu saat ini dan siapa pun kamu sekarang. Maka, bersikaplah adil seperti lurusnya huruf alif, adil ke atas dan adil ke bawah. Sebab jika kamu tidak bersikap adil, pedangku yang akan bertindak dan memenggal lehermu!”

Pondasi keimanan yang membangun sistem Islam kafah, mampu mengembalikan penguasa pada kewajibannya untuk senantiasa bersikap adil. Wallahu a’lam []

Mahrita Julia Hapsari, Komunitas Muslimah untuk Peradaban.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button