AKHLAK

Waspadai Hobi Menyalahkan Orang Lain

Salah satu persoalan yang berpotensi mengganggu hubungan kita dengan orang lain ialah kebiasaan menyalahkan orang lain. Lazimnya, tindakan ini muncul ketika kita dihadapkan pada situasi sulit yang sebenarnya timbul karena perkataan, sikap, maupun perilaku kita sendiri. Menyalahkan orang lain adalah cara yang paling mudah untuk keluar dari belitan persoalan, tapi ini sekaligus menunjukkan seperti apa jati diri kita.

Kebiasaan menyalahkan orang lain adalah bentuk penghindaran diri dari tanggung jawab atas situasi buruk yang tengah dihadapi. Karena ucapan atau tindakan tertentu, situasi menjadi rumit dan mungkin tidak terkendali lazimnya, situasi rumit ini di luar dugaan. Untuk keluar dari situasi rumit, orang yang mengeluarkan ucapan atau tindakan itu akan melemparkan kesalahan kepada orang lain agar orang itu dipersepsikan sebagai si pembuat onar pendeknya perlu ada kambing hitam.

Allah Ta’ala, berfirman:

وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفٰٓؤُا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوٓا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ النَّارِ

“Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka, maka orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu melepaskan sebagian (azab) api neraka yang menimpa kami?” (QS. Ghafir 40: Ayat 47)

قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوٓا إِنَّا كُلٌّ فِيهَآ إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ

“Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba(Nya).” (QS. Ghafir 40: Ayat 48)

Penghuni neraka saling berbantah-bantahan. Orang-orang yang dulu sekedar menjadi pengikut menyalahkan orang-orang yang dulu mengajaknya melakukan pembangkangan. Dan tentu saja orang yang mengajak itu tidak mau disalahkan. Dan keduanya adalah sama.

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Tapi kalau tidak mau mengakui kesalahan apalagi minta maaf, maka ini fatal. Orang yang gemar mengelak padahal sudah jelas ia berbuat salah, apalagi sampai menyalahkan orang lain, maka sungguh ini mental pengecut. Berbahaya sekali mental seperti ini, karena ini adalah bagian dari mental kemunafikan yang hina. Jangan sampai ada dalam diri kita mental yang seperti ini.

Jangan pernah takut mengakui kesalahan yang sudah kita lakukan. Bersikaplah ksatria. Mengakui, meminta maaf, dan perbaikilah. Tidak ada orang yang celaka disebabkan mengakui kesalahan. Yang celaka justru orang yang bersikap sebaliknya. Bersikap sombong tidak mengakui kesalahan, melarikan diri dari tanggung jawab, apalagi hingga menyalahkan orang lain.

Allah Ta’ala, berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلٰى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 135)

Keengganan mengakui kekurangan dan kesalahan diri sendiri apalagi sampai meminta maaf, maka ini cerminan kesombongan yang ada di dalam hati. Sedangkan sombong adalah penyakit hati yang sungguh sangat berbahaya. Betapa banyak orang yang hancur karena kesombongan.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button