NASIONAL

43 Relawan MRI Ikuti Pelatihan Water Rescue

Jakarta (SI Online) – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jakarta Raya mengadakan water rescue training di Situ Gintung, Ciputat, Ahad (8/12/2019). Para instruktur berasal dari Disaster Emergency Response and Relief Management (DERM-ACT).

Pelatihan diikuti 43 orang relawan. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan apel siaga banjir 2019-2020 yang akan diadakan pada 14 Desember 2019 di Silang Monas oleh Pemprov DKI Jakarta.

Sekretaris Jenderal MRI, Ibnu Khajar mengatakan pelatihan ini dilakukan tidak hanya dalam bentuk teori, tapi juga praktik.

“Kegiatan ini untuk menambah kemampuan para relawan MRI dalam memberikan pertolongan khususnya di permukaan air. Karena kita ketahui bersama Jakarta setiap tahunnya banjir juga seolah menjadi ancaman bagi warga Jakarta.,” kata Ibnu di Jakarta, Senin (9/12/2019).

MRI menurutnya sudah mulai menyiagakan relawannya untuk mengantisipasi bencana banjir, “Antara lain dengan melakukan berbagai pelatihan, termasuk water rescue training,” ujarnya.

Musibah atau keadaan darurat, kata Ibnu Khajar adalah kejadian yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun tidak terkecuali oleh relawan penolong (rescuer). Namun, saat terjadi dibutuhkan respon sesegera mungkin, dengan tidak melupakan faktor keselamatan diri sendiri.

Untuk itu kemampuan dan keterampilan dasar pertolongan air seharusnya tak hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tim SAR, melainkan semua orang, termasuk relawan MRI.

“Sehingga bila terjadi keadaan darurat dapat meminimalisir jumlah korban. Teknik penyelamatan yang baik dan benar tidak hanya mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan, namun juga dapat menjamin keselamatan si penolong itu sendiri,” ungkapnya.

Selain itu, Ibnu menjelaskan banyak kasus yang terjadi dimana keselamatan si penolong terancam karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Tak jarang si penolong harus kehilangan nyawa karena nekat melakukan tindakan penyelamatan hanya dengan modal kemampuan renang.

“Penyelamatan yang baik dan benar adalah ketika anda siap dan tahu atas tindakan penyelamatan yang akan anda lakukan,” tukasnya.

Sejak zaman kolonial, Jakarta (dahulu Batavia) memang selalu menjadi ‘langganan’ banjir. Hingga kini banjir masih sering melanda wilayah Jakarta, khususnya di musim hujan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyampaikan, sepanjang 2018, 15.627 warga mengungsi karena banjir.

Red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button