Anies Bersyukur Angka Kemacetan di Jakarta Menurun
Jakarta (SI Online) – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersyukur Jakarta turun tiga peringkat sebagai kota termacet di dunia. Berdasar survei TomTom Traffic Index periode 2018, Jakarta berada di peringkat tujuh kota termacet di dunia. Pada 2017 angka kemacetan Jakarta mencapai 61 persen dan berada di peringkat empat di dunia.
“Alhamdulillah Jakarta mengalami peningkatan yang lebih baik, dan kita di indeks itu 53 persen. Saya perlu sampaikan beberapa hal yang membantu, ini pertama adalah soal integrasi transportasi karena orang menggunakan kendaraan publik bila transportasi terintegrasi,” ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/6/2019) dikutip dari Liputan6.com.
Anies berharap, prestasi ini dapat mendorong Jakarta menjadi semakin gigih untuk menurunkan angka kemacetannya. Progres positif yang ada dipandangnya sebagai hal yang harus terus dilanjutkan.
“Mudah-mudahan tahun ini lebih tinggi (angka penurunan kemacetan) karena angka ini (survei TomTom) tahun 2018 sebelum ada MRT. Mudah-mudahan dengan ada MRT di tahun ini bisa lebih baik lagi,” ucap Anies.
Sebelumnya, dilansir dari laman resmi TomTom Traffic Index, Senin 17 Juni 2019, penurunan sebanyak delapan persen menjadi angka yang sangat besar dibandingkan kota-kota lainnya. Pada 2017 angka kemacetan Jakarta mencapai 61 persen dan kini turun menjadi 53 persen.
Kota yang memiliki tingkat kemacetan terparah di dunia diduduki Mumbai, India dengan 65 persen. Disusul dengan Kota Bogota, Colombia di peringkat kedua sebesar 63 persen, dan Kota Lima, Peru di peringkat ketiga dengan tingkat kemacetan 58 persen.
Selanjutnya, New Delhi, India berada pada posisi keempat dengan tingkat kemacetan 58 persen. Kemudian Moscow region, Russia di posisi lima sebesar 56 persen, dan Istanbul, Turkey sebesar 53 persen di peringkat enam. Peringkat ini berdasarkan data yang diambil dari 403 kota dengan 56 negara berbeda.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, menyebut penurunan peringkat kota termacet di dunia yang berhasil diraih Jakarta adalah hasil kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies telah mengeluarkan kebijakan pembangunan infrastruktur dan regulasi angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Sigit pun memaparkan delapan kebijakan yang dikeluarkan Anies yang mendasari turunnya angka kemacetan di Jakarta antara lain:
- Beroperasinya beberapa underpass dan flyover yang dibangun.
- Penutupan pelintasan sebidang kereta api.
- Kebijakan ganjil genap yang diperluas area dan diperpanjang waktunya.
- Re-design jalan Thamrin dan Sudirman sehingga semakin lebar tanpa adanya jalur lambat.
- Adanya program JakLingko yang merangkul angkutan umum dalam manajemen Dishub DKI sehingga tidak mengetem sembarangan karena sudah mengacu pada sistem Rp/km.
- Membuka rute-rute baru untuk area layanan TransJakarta.
- Menugaskan TransJakarta untuk terintegrasi dengan angkutan perkotaan dan mewadahi program JakLingko, dan integrasi dengan MRT+LRT saat beroperasi.
- Bersama dengan stakeholder terkait, baik BPTJ maupun Dishub di kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) untuk bersama-sama mengembangkan transportasi dari dan ke daerah pemukiman ke kota serta ke bandara.
“Diharapkan pada survei tahun 2019 nanti, akan semakin besar persentase penurunan kemacetan karena MRT sudah beroperasi, disusul dengan LRT, dan integrasi angkutan umum dalam program JakLingko bersama TransJakarta sudah berjalan,” kata Sigit.
red: adhila/dbs