Didatangi AHY, Ini Empat Pesan Ketum Muhammadiyah
Yogyakarta (SI Online) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menerima kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama rombongannya.
Haedar mengatakan bahwa silaturahim ini sudah lama diagendakan. Pertemuan tersebut merupakan ajang diskusi dan silaturahim mengenai kebangsaan dan kenegaraan.
“Tentu dalam dua perspektif yang berbeda. Satu dari Mas AHY dari aspek politik sebagaimana posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan kami (Muhammadiyah) dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan yang tentu tidak masuk ke arena partai politik,” tutur Haedar, Sabtu (03/04) seperti dilansir Muhammadiyah.or.id.
Dalam pertemuan itu, Haedar menyampaikan empat pesan kepada para petinggi Demokrat.
Pertama, tentang kehidupan kebangsaan yang masih dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tetapi di satu sisi juga menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi yakni politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik dan nir etika.
Kedua, dalam konteks kehidupan kebangsaan maupun politik yang menjadi arena partai politik Haedar menegaskan semua pihak harus berdiri tegak di atas konstitusi.
“Indonesia itu kuat dan akan tetap eksis karena dia memiliki konstitusi yang kuat, dari Pembukaan UUD ’45 serta berbagai macam UUD tempat di mana koridor kita berbangsa dan bernegara. Nah sekali ada deviasi terhadap konstitusi dan perundang-undangan maka biasanya akan timbul masalah dalam kehidupan kebangsaan kita, lebih-lebih konstitusi yang berkaitan dengan cita-cita luhur bangsa yang berkaitan sebagai negara merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang itu menjadi cita-cita kehidupan bangsa kita oleh para pendiri negeri ini,” jelas Haedar.
Haedar juga menegaskan pentingnya Pancasila sebagai rujukan bangsa termasuk di dalam politik.
“Jangan sampai Pancasila berhenti pada lisan, tulisan, dan retorika. Pesan kami pada Partai Demokrat dan semua elite politik yakni Pancasila sebagai political behaviour menjadi pola perilaku politik yang didasarkan pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat, Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” jelas Haedar.
Selain itu, Haedar juga berharap seluruh komponen bangsa, lebih-lebih di kekuatan politik dan pemerintahan memberi teladan dan contoh serta aplikasi dalam kehidupan berpolitik.