SUARA PEMBACA

Pemetaan Masjid dan Pondok Pesantren Menyudutkan Umat Islam

Terorisme, ekstremisme, radikalisasi bagaikan isu yang tidak pernah habis-habisnya. Dan kenapa kata-kata ini seperti dikhususkan kepada golongan tertentu dan momen-momen tertentu?

Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri Brigjen Umar Effendi mengaku bakal melakukan pemetaan terhadap masjid-masjid untuk mencegah penyebaran paham terorisme.

Hal itu ia sampaikan dalam agenda Halaqah Kebangsaan Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang digelar MUI disiarkan di kanal YouTube MUI, Rabu (26/01).

“Masjid warnanya macam-macam ada yang hijau, ada yang keras, ada yang semi keras dan sebagainya. Ini jadi perhatian kita semua,” kata dia.

Disebutkan bahwa beberapa masjid dianggap sering menjadi tempat penyebaran paham radikal.

Tak hanya masjid-masjid yang akan dipetakan tapi juga pesantren-pesantren. Dalam hal ini Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan masih menemukan adanya pondok pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris. Jumlahnya mencapai ratusan pondok pesantren di berbagai wilayah.

Masjid dan pondok pesantren adalah tempat umat Islam beribadah dan menuntut ilmu agama malah dijadikan tempat untuk narasi dari isu terorisme. Tentunya hal ini sangat menyudutkan umat Islam dan menimbulkan reaksi keberatan dari sejumlah tokoh.

Rencana pemetaan masjid yang dikaitkan dengan isu radikalisme, dan tuduhan terhadap ratusan pondok pesantren terkait terorisme, lagi-lagi menampakkan wajah Islamophobia, dan menimbulkan dugaan adanya framing negatif dan tidak adil terhadap umat Islam.

Yang jelas klaim radikal dan sejenisnya akan melahirkan perpecahan dan kegaduhan di antara warga di tengah-tengah masyarakat. Wallahu a’lam.

Diana Nofalia, S.P., Penulis, tinggal di Tembilahan, Riau.

Artikel Terkait

Back to top button