Hamas Kecam Rencana Israel Batasi Warga Palestina ke Masjidil Aqsa

Yerusalem (SI Online) – Gerakan Hamas mengecam rekomendasi polisi pendudukan Israel baru-baru ini yang menyerukan pembatasan akses jamaah Muslim ke Masjidil Aqsa selama bulan suci Ramadhan, menyebutnya sebagai “preseden berbahaya” dan “tindakan yang menargetkan kebebasan beribadah.”
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (25/2), Hamas mengatakan bahwa rencana Israel untuk mengizinkan hanya 10.000 jamaah Muslim untuk melaksanakan salat Jumat di Masjidil Aqsa adalah “eskalasi baru terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka.”
“Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap semua norma, perjanjian, dan hukum ilahi, provokasi langsung terhadap perasaan umat Islam, dan upaya putus asa untuk memaksakan kontrol atas Masjidil Aqsa,” tambah Hamas.
Hamas menegaskan bahwa skema agresif Israel terhadap Masjidil Aqsha tidak akan pernah berhasil mengubah identitas dan sejarahnya.
“Masjidil Aqsha akan tetap menjadi milik Islam murni tanpa tempat bagi penjajah. Rakyat kami siap mengorbankan nyawa mereka untuk melindunginya hingga dibebaskan sepenuhnya dan dibersihkan dari penodaan penjajah,” kata Gerakan tersebut.
Gerakan ini mengimbau Organisasi Kerjasama Islam dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan serius guna mengakhiri pelanggaran Israel terhadap Masjidil Aqsha dan mengupayakan agar rakyat Palestina dapat masuk dan beribadah di masjid mereka tanpa ada pembatasan.
Dalam insiden terkait, seorang rabi Yahudi Ultra-Ortodoks, Yehuda Glick, menodai halaman Masjidil Aqsa bersama dengan pemukim lainnya pada Rabu pagi.
Glick termasuk di antara puluhan pemukim yang memasuki Masjid melalui Gerbang al-Maghariba dan mengelilingi halamannya dalam beberapa kelompok yang berbeda di bawah perlindungan polisi yang ketat.
Sebanyak 126 pemukim, termasuk para pelajar, mengotori Masjid pada pagi hari, menurut Administrasi Awqaf Islam di kota suci tersebut,
Selama tur mereka di situs suci Islam tersebut, para pemukim menerima ceramah dari para rabi tentang apa yang disebut sebagai Temple Mount dan beberapa di antara mereka secara provokatif melakukan doa-doa Talmud.
Sementara itu, polisi pendudukan Israel memberlakukan pembatasan pergerakan dan masuknya jamaah Muslim di pintu masuk dan gerbang Masjidil Aqsa.
sumber: infopalestina