TELADAN

Abdurrahman bin Auf, Bukti Nyata Keberkahan di Dunia

Harta bukan sesuatu yang dikejarnya, tapi justru harta yang mengejarnya. Pernahkah kamu mendengar tentang suatu kafilah yang di dalamnya ada hewan yang membawa berbagai barang?

Biasanya jika kita mendengar kisah semacam itu, dapat ditebak bahwa kafilah itu kafilah dagang, atau kafilah yang memang sedang berpergian. Dan tahukah kamu? Bahwa 1400 tahun silam, ada suatu rombongan yang memecah lengangnya jalanan kota Madinah, dengan 700 ekor unta yang membawa barang dagangan.

Rombongan itu adalah kafilah Abdurrahman bin ‘Auf, sesuatu yang tidak biasa adalah ketika diketahui bahwa rombongan itu adalah sumbangan beliau. Edan, ya?

Ketika kita menilik kisah orang-orang terkaya di dunia saat ini, kita dapat melihat betapa berambisinya mereka untuk terus melebarkan sayap kekayaannya di muka bumi ini.

Padahal kita merasa mustahil harta itu bisa dihabiskan hingga akhir hayatnya. Tapi begitulah fitrahnya manusia, tak pernah puas. Yang kaya ingin menjadi semakin kaya, tak peduli harta itu mungkin hanya akan jadi rebutan ahli warisnya, bersengketa, dan berakhir dikelola negara.

Beda kisahnya dengan ‘Abdurrahman bin ‘Auf dengan hartanya yang penuh berkah justru menginginkan kemiskinan. Menyelisihi fitrah memang.

Di saat orang panik karena tak ada uang, beliau malah panik karena tak miskin-miskin. Berbagai cara sudah dilakukannya untuk membuat kekayaan menjauh darinya. Sayangnya, kekayaan  begitu mencintainya.

Diriwayatkan bahwa setelah perang Tabuk­­-salah satu peperangan di zaman Rasulullah- usai, kurma-kurma yang ditinggalkan para pedagang di Madinah membusuk dan membuat harganya jatuh tak terkendali.

‘Abdurrahman bin ‘Auf yang mendengar hal tersebut segera mengucurkan hartanya untuk membeli semua kurma busuk itu seharga kurma berkualitas. Jelas para pedagang sangat berterimakasih kepada beliau karena terhindar dari bayang-bayang kerugian, sementara beliau juga sangat berbahagia karena akan segera miskin.

Ternyata, di waktu yang bersamaan, datanglah utusan dari Yaman yang mengabarkan bahwa negerinya tertimpa wabah penyakit menular.

Uniknya, satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan penyakit itu adalah kurma busuk. Tidak ada satupun kurma busuk di Madinah kecuali kurma-kurma yang sudah dibeli ‘Abdurrahman bin ‘Auf.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button