NASIONAL

Anggota DPR Desak Polri Tangkap Pelaku Penembakan terhadap Ustaz di Tangerang

Jakarta (SI Online) – Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf, mengecam aksi kekerasan yang menyasar dua tokoh agama di Kota Tangerang dan Kota Makassar. Bukhori mendukung langkah cepat polisi untuk segera menyelesaikan kasus tersebut dan menjerat pelaku dengan hukuman yang berat.

Sebelumnya diberitakan, terjadi insiden penembakan yang menewaskan seorang ustaz di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang Kota Tangerang oleh Orang Tak Dikenal (OTK). Hingga berita ini ditulis, polisi belum menemukan motif penembakan tersebut lantaran status pelaku yang masih buron.

Di tempat berbeda, seorang pendeta Gereja Toraja Klasis Makassar juga mengalami teror pelemparan bom molotov oleh mantan pekerja gereja. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Belakangan, pelaku berhasil ditangkap oleh aparat dan telah diamankan di kantor polisi setempat.

Baca juga: Ditembak Orang Tak Dikenal, Ustaz di Tangerang Meninggal Dunia

“Serangan ini patut dikutuk. Polisi harus mengusut tuntas kasus ini dengan segera menangkap pelaku yang masih buron serta memberikan hukuman yang berat. Sementara, jika terbukti serangan ini merupakan bagian dari kejahatan sistemik, upaya pengusutan tidak boleh berhenti hanya pada aktor lapangan, mereka juga harus membongkar dan menangkap aktor intelektualnya,” kata Bukhori dalam keterangannya, Senin (20/09/2021).

Anggota Komisi Agama DPR RI ini membeberkan telah terjadi 14 kasus kekerasan yang menyasar tokoh agama maupun simbol agama sejak 2018. Menurut catatannya, serangan tersebut mayoritas menyasar tokoh dan simbol agama dari unsur umat Islam.

“Sejak 2018 berbagai bentuk kekerasan seperti penganiayaan berat, penusukan, hingga pembunuhan telah terjadi. Korbannya antara lain almarhum Kiai Umar Basri, pengasuh Ponpes Al Hidayah Bandung yang dianiaya oleh ODGJ. Kemudian almarhum Syekh Ali Jaber yang ditusuk saat menyampaikan tausiyah di Lampung. Dan belum lama ini, Ketua MUI Labuhanbatu Utara juga ditemukan tewas lantaran dibunuh tetangganya sendiri karena sakit hati dinasihati,” paparnya.

Politisi PKS ini mengatakan, kejahatan terhadap tokoh agama, tidak bisa dinilai sebagai serangan terhadap individu semata, melainkan serangan terhadap masyarakat dan nilai (value) penghormatan, penghargaan, gotong royong, dan kerukunan antar umat beragama.

Dirinya melanjutkan, kekerasan berulang yang menimpa tokoh agama selama tiga tahun belakangan mengindikasikan bahwa kelompok sosial ini merupakan kelompok yang rentan.

“Tokoh agama mengemban tugas yang mulia sekaligus berisiko di tengah masyarakat. Keberadaan mereka menjadi vital dalam membantu negara melaksanakan tanggung jawabnya untuk membentuk warga negara yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia,” tuturnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button