NASIONAL

Anis Matta: Ada Kemungkinan Covid-19 Dijadikan Senjata dalam Konflik Geopolitik

Jakarta (SI Online) – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyebut masalah Covid-19 saat ini memiliki dimensi geopolitik yang sangat tinggi. Sebab, kemungkinan terburuknya, Covid-19 digunakan sebagai senjata biologi dalam konflik geopolitik tersebut.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talk 5 bertajuk ‘Covid-19 Mengganas: Sanggupkah Sistem Kesehatan Mengatasinya?’ pada Kamis (1/7/2021) petang lalu.

“Kemungkinan yang buruk yaitu Covid-19 ini juga digunakan menjadi senjata dalam konflik geopolitik,” kata Anis Matta.

Baca juga: Tangani Pandemi Covid-19, Mantan Menkes: Pemerintah Tak Perlu Ikut-ikutan Cara WHO

Anis Matta mengatakan, virus Corona ini datangnya dari China dan Indonesia juga menggunakan vaksin dari China. Dengan demikian, makna geopolitiknya adalah Indonesia sebagai korban dan pada waktu yang sama juga menjadi konsumen. “Ini menyakitkan sebagai sebuah fakta,” katanya.

Anis mengajak publik untuk mulai menyadari adanya perlombaan luar biasa dari empat kekuatan utama dunia, yaitu Amerika Serikat (AS), Eropa, Rusia, China dalam memproduksi vaksin.

“Kita juga lihat di sini ada racing atau perlombaan dari paling tidak empat kekuatan dunia, Amerika Serikat, Eropa, Rusia dan China dalam produksi vaksin,” ungkap Anis Matta.

Namun, Anis Matta belum mengetahui apakah industri vaksin ini kelak akan menjadi salah satu leading industri di masa yang akan datang

“Apakah industri ini akan menjadi salah satu leading industry di masa datang atau farmasi secara keseluruhannya menjadi leading industry ini juga akan menjadi persoalan geopolitik,” ujarnya.

Karena itu, kata Anis Matta, tidak begitu mengherankan apabila saat ini terjadi disinformasi luar biasa mengenai informasi Covid-19. Dimana informasi saintifik telah bercampur dengan informasi hoax yang begitu cepat menyebar di masyarakat.

“Misalnya tentang keburukan dan kelebihan dari tiap vaksin yang digunakan, karena ada instrumen pertarungan kepentingan global,” tandas Anis Matta.

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang hadir sebagai narasumber menegaskan, Indonesia saat ini tidak memiliki kekuatan (power) untuk menolak kepentingan global terkait Covid-19. Sehingga ketika Indonesia ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 tidak bisa menolak dan juga menjadi konsumen vaksin dari negara lain.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button