NASIONAL

Covid-19 Masih Mengancam, HNW Sarankan PTM Madrasah Diundur

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyarankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk Madrasah diundur. Alasannya bahaya Covid-19 masih mengancam.

Hidayat mengingatkan, karena Covid-19 masih menyebar ditambah dengan varian-varian barunya, Kementerian Agama sudah mengeluarkan Surat Edaran nomor 13 tahun 2021 yang membatasi dan meniadakan untuk sementara kegiatan sosial keagamaan di zona merah dan oranye.

Mendikbud-Ristek juga sudah menyampaikan kemungkinan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di daerah-daerah tertentu yang semula direncanakan akan mulai dibuka pada bulan Juli, ada kemungkinan diundurkan.

“Maka sangat wajar bila Kemenag, karena alasan dan tujuan yang sama, juga segera mengumumkan penundaan kegiatan Pendidikan Tatap Muka (PTM) untuk Madrasah dan sekolah keagamaan di bawah Kemenag, yang semula juga akan dibuka mulai bulan Juli,” ungkap Hidayat dalam keterangannya, Kamis, 17 Juni 2021.

Apalagi, lanjut HNW, persiapan komprehensif untuk pelaksanaan PTM Madrasah mulai bulan Juli seperti validasi data soal vaksinasi untuk Guru dan tenaga pendidikan di Madrasah dan lainnya, belum dilaporkan juga oleh Kemenag untuk dikaji dan diputuskan dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR.

Baca juga: Fadli Zon Minta Pembelajaran Tatap Muka Ditunda, Ada Empat Alasannya

“Mempertimbangkan perkembangan covid-19 yang makin meluas dan membahayakan, sementara vaksinasi untuk guru-guru Madrasah dan pengelola Madrasah belum tersedia data yang valid, persiapan-persiapan madrasah juga belum maksimal, maka sebaiknya PTM untuk Madrasah diundur, agar disiapkan lebih baik lagi sehingga Madrasah tak menjadi klaster baru penyebaran covid-19, sampai covid-19 benar-benar sudah tidak membahayakan penyelenggara dan penyelenggaraan PTM,” ujar Hidayat yang juga Anggota Komisi VIII DPR itu.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini menjelaskan, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, kasus konfirmasi positif dalam sepekan terakhir bertambah hingga 38,3 persen dan keterisian ruang isolasi naik hingga 27.43 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Penambahan kasus baru pada pekan pertengahan Juni juga sudah hampir menyentuh 10.000 per hari.

Apalagi di Indonesia sudah menyebar varian delta Covid-19 yang disebut epidemolog sebagai varian super karena lebih cepat menular, menimbulkan keparahan, dan bisa menyiasati antibodi yang sudah terbentuk. Dan munculnya varian baru tersebut menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah daerah khususnya Jawa Tengah, Jawa Barat, Madura dan DKI Jakarta.

HNW mengingatkan, selain tidak meningkatnya kasus Covid-19, syarat mutlak pelaksanaan PTM adalah vaksinasi seluruh tenaga pendidik. Tapi Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Kementerian Agama, M Ishom Yusqi (30/5/2021), menyatakan tidak mempunyai data final keseluruhan guru/tenaga pendidikan di Madrasah yang sudah divaksin Covid-19.

Berbeda dengan Kemendikbud-Ristek yang pada 31 Mei 2021 nyatakan sebanyak 1,5 juta guru sudah divaksin, namun itu pun baru 28% dari target keseluruhan tenaga pendidik. Bahkan dengan kejelasan data itu pun Kemendikbud sudah mewacanakan penundaan PTK mulai Juli 2021.

HNW juga mengkritisi penyiapan protokol kesehatan di 60% madrasah, sebagaimana dinyatakan oleh Direktur KSKK Kemenag (30/5/2021), di mana sebagian besar hanya sebatas penyediaan alat pengukur suhu dan tempat pencuci tangan.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button