INTERNASIONAL

Ingin Imbangi AS, China Pamerkan Kekuatan Udara Baru

Zhuhai (SI Online) – China pada Selasa (28/09) memamerkan kekuatan udaranya yang semakin canggih. Teknologi udara baru yang dipamerkan termasuk drone pengintai dan jet tempur yang mampu mengganggu peralatan elektronik musuh.

Jet itu dimungkinkan untuk mengawasi wilayah yang disengketakan dari Taiwan hingga Laut China Selatan dan persaingan dengan Amerika Serikat (AS).

Pertunjukan udara terbesar negara itu, di kota pesisir selatan Zhuhai, dilakukan di saat Beijing tengah giat memenuhi tenggat waktu 2035 memperlengkapi militernya untuk perang modern.

China masih tertinggal dari Amerika Serikat dalam hal teknologi dan investasi dalam mesin perangnya. Tetapi para ahli mengatakan saat ini China sudah mempersempit kesenjangan.

Sebuah laporan intelijen AS tahun ini menandai meningkatnya pengaruh China sebagai salah satu ancaman terbesar Amerika.

Pada Selasa (28/9) prototipe drone pengintai baru yang mampu melakukan serangan -,CH-6,- termasuk di antara teknologi domestik yang diluncurkan di Zhuhai.

“Dengan lebar sayap 20,5 meter dan panjang 15,8 meter, drone dapat membawa rudal dan dirancang untuk pengawasan dan operasi serangan,” menurut agen intelijen Janes, seperti dikutip AFP, Selasa (28/09).

Debutan lainnya termasuk drone ketinggian tinggi WZ-7 untuk pengintaian perbatasan dan patroli maritim, serta jet tempur J-16D yang dapat membuat macet peralatan elektronik. Keduanya telah mulai digunakan angkatan udara.

“Mereka akan memainkan peran utama di Selat Taiwan dan Laut China Selatan,” kata komentator militer Song Zhongping kepada AFP.

Negeri Tirai Bambu mengklaim hampir semua Laut China Selatan -yang disengketakan dengan beberapa negara lain- sementara Beijing mengatakan pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri adalah bagian yang tidak dapat diganggu gugat dari wilayahnya.

Drone buatan China juga telah beraksid di pertempuran di Timur Tengah, dengan penjualan ke wilayah lain juga. Demikian pula, J-16D menunjukkan ‘peningkatan keseluruhan’ dalam kemampuan tempur Tentara Pembebasan Rakyat, ujar James Char, seorang ahli militer China di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.

J-16D memiliki pod ujung sayap untuk mengganggu peralatan elektronik musuh dan telah menarik perbandingan dengan EA-18G Growler milik Angkatan Laut AS.

Red: Agusdin/medcom

Artikel Terkait

Back to top button