SUARA PEMBACA

Israel Makin Brutal, Hipokrit AS Semakin Nyata

Zionis Israel tak membiarkan muslim Palestina beribadah dengan tenang. Di tengah bulan Ramadhan, pasukan Israel tiba-tiba menyerang kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada subuh dini hari (15/04/2022). Saat itu kaum muslimin sedang berkumpul untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah (cnbcindonesia.com, 16/04/2022).

Dari Al-Jazeera yang dikutip oleh CNBC Indonesia, Sabtu (16/04/2022), setidaknya ada 158 warga Palestina yang terluka. Polisi Israel menyerang warga Palestina dengan peluru karet, granat kejut, gas air mata dan pemukulan. Dan serangan itu adalah serangan paling serius di tempat suci selama hampir satu tahun.

Polisi Israel mengatakan bahwa mereka masuk untuk mendorong dan membubarkan kerumunan. Kerumunan terakhir yang tersisa di sholat subuh. Kerumunan yang telah melemparkan batu ke Temple Mount, ruang doa orang Yahudi di Tembok Barat. Faktanya, polisi Israel justru secara brutal mengosongkan masjid Al-Aqsa dan menyerang semua orang.

Serangan Israel bukanlah yang pertama. Israel melakukan invasi untuk merebut wilayah Palestina. Dengan senjata yang canggih dan sistem pertahanan yang luar biasa. Dan demi mempertahankan wilayahnya, Palestina melawan dengan gerakan intifada, hanya dengan batu dan senjata seadanya. Sungguh, bukanlah kondisi perang yang seimbang.

Berdasarkan data yang dihimpun Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UN OCHA) di Wilayah Pendudukan Palestina sejak 2008, sebanyak 5.736 korban tewas di Palestina, sedangkan Israel hanya 251 (kumparan.com, 18/05/2021). Atas tragedi kemanusiaan yang memprihatinkan dan pelanggaran HAM yang nyata oleh Israel, Amerika justru menjadi mendukung Israel.

Mengutip dari detik.com (18/05/2021), Amerika menggunakan hak veto untuk menunjukkan sikap berbeda dengan dewan keamanan PBB. Upaya menghentikan konflik Israel-Palestina pun mentah di  veto oleh Amerika.

Tak hanya itu, Amerika juga memindahkan kantor kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem (cnnindonesia.com, 24/02/2018). Sebagai bentuk pengakuannya atas negara Israel. Pemindahan kantor kedutaan Amerika Serikat (AS) itu bertepatan pada 70 tahun hari kemerdekaan Israel yaitu pada Mei 2018.

Dukungan AS pada Israel si penjajah, kian nyata. AS telah mengizinkan Israel menggunakan stok cadangan senjata AS untuk menyuplai kebutuhan granat dan mortar tentara Zionis (republika.co.id, 01/08/2014). Persenjataan canggih yang dimiliki Israel sebagian besar diimpor dari AS. Menurut data Institut Penelitian Perdamaian Dunia Stockholm (Sipri), persentase impor senjata Israel dari Negeri Paman Sam antara tahun 2009 sampai 2020 mencapai 70 persen (cnnindonesia.com, 20/05/2021).

AS tetap mengekspor senjata meskipun militer Israel melakukan kejahatan perang terhadap Palestina. Salah satunya penggunaan bom fosfor pada tahun 2009. Setiap tahun AS rutin mengucurkan dana anggaran militer untuk Israel. Nilainya mencapai US$3,8 miliar atau sekitar Rp54,3 triliun). Tak cukup sampai disitu, Iron Dome atau kubah besi yang canggih, ternyata didanai oleh AS sebesar US$1.6 miliar, setara dengan Rp22.8 triliun. Dengan Iron Dome, Israel bisa mengembangkan sistem rudal pertahanan serangan udara.

Palestina pun menjadi bulan-bulanan Israel. Dengan perlawanan seadanya. Di tingkat diplomatik dunia telah kalah sebab hanya diakui sebagai wilayah otorita, bukan negara. Dari sisi persenjataan pun laksana bumi dan langit dibandingkan Israel. Palestina sendirian melawan Israel. Padahal fakta penjajahan Israel sedemikian nyata.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button