NUIM HIDAYAT

Jejak Rekam Anies di Jakarta

Spiritualitas dan Wawasan Keislaman Anies

Anies mempunyai pemahaman keislaman yang baik. Ia menganut penerapan Islam yang substantif dan implemantasi nilai Islam sebagai rahmatan lilalamin. Ia mengenal tokoh-tokoh Islam seperti Tjokroaminoto, Agus Salim, Natsir dan lain-lain sejak mahasiswa. Anies menganut paham Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Anies menjelaskan, merujuk Sirah Nabawiyah Islam berkembang di perkotaan yaitu di Makkah dan Madinah. Sehingga yang disebut pengelolaan negara, sesungguhnya adalah pengelolaan kota. Tantangan yang dihadapi menurut Anies, tentu berbeda antara di masa Rasulullah saw dan di masa kini. Jakarta adalah kota melting pot, tempat bertemunya unsur masyarakat yang ada di Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan Anies mengatakan bahwa dalam mengurus Jakarta, di tengah berbagai kesulitan yang seakan menemui jalan buntu, tenyata terbuka jalan yang tidak diduga-duga. Anies meyakini hal itu terjadi karena banyak sekali orang yang mendoakannya secara tulus di tempat-tempat yang sunyi, yang tidak terekspos media. Sehingga Allah SWT membuka jalan-jalan solusi dari jalur-jalur yang tidak terduga.

Anies juga sangat meyakini bahwa kekuasaan adalah sepenuhnya hak Allah SWT, yang memiliki kekuasaan mengaruniakan atau mencabutnya dari seseorang dikehendaki-Nya.

Pemahaman Anies mengenai sejarah Islam di Nusantara dan jaringan internasionalnya sangat mendalam. Dalam kaitannya dengan sejarah kawasan, menurutnya saat ini sedang terjadi adu cepat klaim diantara berbagai peradaban.

Istilah Jalur Sutera menurutnya adalah klaim Tiongkok. Karena sebenarnya yang diperdagangkan saat itu adalah rempah-rempah dari Nusantara. Istilah yang lebih tepat menurut Anies adalah Jalur Rempah. Dimana saat itu perdagangan dikuasai oleh para saudagar Muslim, yaitu di Timur Tengah dan Jazirah Arab: Oman sampai di ujung dekat Mesir ditutup oleh Turki Utsmani untuk orang Eropa.

Jalur Rempah melalui laut menjadi lebih efisien, dan terjadilah proses transnasionalisasi Muslim dengan bahasa Arab sebagai lingua franca. Saat itu menurut mantan Mendikbud ini, 60 persen GDP dunia berada di Jalur Rempah antara Maluku sampai Maroko, yang bertahan sampai terjadinya revolusi industri.

Anies pada 2010 dinobatkan sebagai salah satu dari 500 Muslim paling berpengaruh oleh Royal Islamic Strategic Studies Center, Yordania, karena mempunyai pandangan keislaman berkemajuan. Ketika menjadi mahasiswa di Amerika dan saat menjadi gubernur DKI Jakarta Anies juga mendapat puluhan perhargaan.

Anies adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Menurut Anies, HMI ibarat media tanam pertama yang sangat subur bagi bibit-bibit pemimpin sebelum nantinya tumbuh lebih besar dan rindang saat ditanam di lahan sebenarnya.

Aktif di organisasi ini, Anies merasakan bakat intelektualitas dan kepemimpinannya semakin terasah. Ia merasa selama aktif di organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia ini ia memperoleh ruang egalitarian, keterbukaan, dan kebebasan berpikir. Sebagaimana dalam shalat siapa yang datang lebih awal akan mendapatkan shaf depan. Sementara yang datang belakangan mendapat shaf di belakang. Insan cita yang diinginkan HMI adalah insan akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan Islam, untuk membangun masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

Menjawab tuduhan bahwa ia termasuk ‘golongan kanan’, Anies menjawab bahwa selama lima tahun mengurus Jakarta ia tidak pernah membeda-bedakan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Termasuk kepada pihak-pihak yang selama ini berseberangan aspirasi politik dengan dirinya.

Ia meminta orang yang menuduhnya memberikan bukti kebijakan mana yang dikategorikan intoleran dan diskriminatif. Menurutnya sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk melayani semua pihak secara adil sesuai dengan aturan yang ada. Wallahu alimun hakim. []

Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia, Depok.

(Sumber: “Rekam Jejak Anies di Jakarta”, karya Nico Andrianto, Pustaka Al-Kautsar, April 2023).

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button