NASIONAL

LBM Eijkman Dilebur ke BRIN, Anggota Komisi IX: Jangan Sampai Hambat Penelitian Vaksin Merah Putih

 
Jakarta (SI Online) – Peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menuai sorotan publik publik.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mewanti-wanti agar peleburan ini jangan sampai menghambat proses penelitian vaksin merah putih yang selama ini dimotori LBM Eijkman.
 
“Semua pihak harus mendorong dan mengingatkan pemerintah agar peleburan ini tidak justru menghambat keberlanjutan penelitian vaksin Covid-19 merah putih. Kemandirian vaksin dalam negeri sangat penting bagi Indonesia jika sewaktu-waktu kembali diserang oleh wabah virus. Sudah saatnya kita menjadi produsen vaksin dunia dan bukan hanya sekadar menjadi konsumen,” Kata Netty dalam keterangan media, Selasa (04/01/2021).
 
Netty juga menyoroti diberhentikannya ratusan saintis dan staf LBM Eijkman pasca terjadinya peleburan.

“Seharusnya pemerintah tidak langsung melakukan PHK terhadap para ilmuan karena selama ini mereka telah berperan membantu proses penelitian vaksin dalam negeri. Pemerintah harus memberikan opsi agar mereka tetap dapat bekerja meneliti demi kemajuan riset dan inovasi” tambahnya.
 
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini mengaku khawatir apabila biroktisasi lembaga riset justru mengancam kemajuan riset dan inovasi di tanah air.
 
“Seperti yang disampaikan oleh para ilmuan bahwa riset dan inovasi itu harus berangkat dari independensi yang tinggi. Jika tidak ada keleluasaan dalam riset dan inovasi, apalagi cenderung birokratis maka ilmu pengetahuan kita sulit berkembang.  Visi pemerintah terkait riset dan inovasi harus jelas, jangan justru lebih banyak kepentingan di dalamnya” ungkapnya.
 
Terakhir kata Netty, pemerintah punya kewajiban untuk mengembangkan industri obat dan alat kesehatan sebagaimana ketentuan dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2016.
 
“Serangan Pandemi Covid-19 seharusnya dijadikan titik balik hadirnya political will dari pemerintah terhadap riset dan pengembangan industri kesehatan. Kita harus mampu menjadi bangsa yang mandiri dalam memproduksi obat, alat pelindung diri, vaksin, alat testing, alat kesehatan dan sebagainya. Mau sampai kapan kita menggunakan produk impor terus?,” tanya Netty.
 
Sebelumnya, pemerintah telah melebur LBM Eijkman di bawah BRIN dengan nama baru Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman. Peleburan Eijkman ini menyusul sejumlah lembaga penelitian independen yang juga dilebur ke dalam BRIN: LIPI, LAPAN, BATAN, dan BPPT. Akibatnya 120 orang saintis dan staf Eijkman diberhentikan. BRIN hanya menerima sekitar 40 orang staf Eijkman yang berstatus PNS.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button