Mahmoud Abbas Tunda Pileg, HAMAS Menolak
Ramallah (SI Online) – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Kamis (30/04) memutuskan untuk menunda pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada 22 Mei mendatang.
Mengutip penolakan Israel untuk mengadakan pemilihan di kota pendudukan Yerusalem Timur, Abbas mengatakan Palestina tidak akan mengadakan pemilihan jika kota itu dikecualikan dari pemungutan suara.
“Kami tidak akan ikut pemilu tanpa Yerusalem yang diduduki. Saya ingin pemilu di Yerusalem seperti di Tepi Barat,” tegas dia dalam pidato yang disiarkan televisi.
Abbas mengatakan pihak Israel belum memberikan jawaban atas permintaan Palestina untuk mengadakan pemungutan suara di Yerusalem karena tidak ada pemerintah Israel yang mengambil keputusan seperti itu.
Abbas menambahkan bahwa Uni Eropa menginformasikan pihak Palestina tentang kekecewaan mereka karena tidak mendapatkan jawaban dari pihak Israel.
Dia mengungkapkan bahwa Israel mengancam akan menahan Hanna Nasser, ketua Komisi Pemilihan Umum Palestina, jika dia pergi ke Yerusalem untuk mempersiapkan pemilu.
Dia juga menekankan bahwa begitu Israel mengizinkan pemilihan di Yerusalem, dia akan mengadakan pemungutan suara dalam seminggu.
Gerakan perlawanan Islam di Gaza, Hamas, mengecam langkah Abbas tersebut.
Salah satu pemimpin Hamas, Jamal al-Tawil, sebelumnya mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa kelompok tersebut menolak penundaan pemilu Palestina.
“Keputusan untuk menunda [pemungutan suara] – jika itu terjadi – adalah keputusan yang serius. Itu ditolak dan berarti merusak kepentingan rakyat Palestina yang lebih besar,” ujar dia.
Tawil menambahkan bahwa mengadakan pemungutan suara di Yerusalem diperlukan dan dapat dilakukan secara teknis dan politik, tanpa izin Israel.
Sementara itu, ratusan warga Palestina yang marah berkumpul di pusat Kota Ramallah untuk mengutuk langkah presiden Palestina tersebut.
Awal pekan ini, harian Al-Quds, yang dikenal dekat dengan Otoritas Palestina, mengungkapkan bahwa Abbas berada di bawah tekanan Arab dan Amerika untuk menunda pemungutan suara.
Harian itu mengatakan bahwa tekanan itu datang karena ada kekhawatiran bahwa Hamas akan memenangkan pemilu.
sumber: Anadolu Agency