OPINI

Mengapa ILC TV One Harus Dibuat Mati Suri?

Ketika sejumlah media memutuskan mem-black out Reuni Akbar Alumni 212 (2/12/2018), stasiun TV milik keluarga Bakrie ini malah membuat siaran langsung. Begitu juga beberapa Aksi Bela Islam sebelumnya.

Melalui talkshow Indonesia Lawyers Club, TV One juga sering menampilkan tokoh-tokoh yang sangat kritis terhadap pemerintah. Sebutlah sejumlah nama seperti Said Didu, Haikal Hasan, Fahri Hamzah, dan tentu saja sang ikon akal sehat Rocky Gerung. Mereka secara rutin tampil di ILC.

Pilihan sikap redaksi TV One ini membuat mereka diposisikan berada dalam kelompok oposisi. Berhadapan dengan penguasa. Padahal sesungguhnya bila mengikuti pakem media yang tidak memihak ( imparsial ) meliput kedua belah pihak secara seimbang ( cover both side ), TV One sudah berada di jalur yang benar.

Di luar para tokoh oposisi, sejumlah tokoh pendukung pemerintah seperti Akbar Faizal, Ali Mochtar Ngabalin, Adian Napitulu, Irma Suryani, dan Budiman Sujatmiko selalu mendapat porsi yang sama besarnya.

Mereka juga tak kalah cerdasnya. Bedanya karena mendukung rezim, mereka harus sering kehilangan, atau menghilangkan akal sehatnya. Sehingga mereka sering tampak kedodoran dalam adu argumentasi.

Jadilah terkesan ILC sering menjadi ajang pembantaian pendukung pemerintah.

Sebagai program talkshow, ILC sangat populer. Jumlah penontonnya ( share audience ) sangat tinggi. Dalam beberapa episode, jumlah pemirsanya bisa mengimbangi sinetron kejar tayang di sejumlah stasiun televisi hiburan.

Popularitas dan jumlah penonton yang sangat besar, pilihan topik yang sensitif, membuat program ini menjadi momok dan mimpi buruk pemerintah.

Dengan jangkauan pemirsa yang sangat luas, televisi menjadi media yang harus sepenuhnya dikontrol pemerintah. Seperti dikatakan Jim Morrison vokalis group band legendaris The Doors, siapa yang mengontrol media, akan mengontrol pikiran publik.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya
Back to top button