OPINI

Mengapa Reformasi Gagal?

Jika menggunakan metode berfikir 5W1H pun tentang siapa, apa, bila, mengapa, dimana dan bagaimana akan semakin jauh lagi jalan yang ingin dituju.

Kembali kepada Amanah UUD 1945 di atas, apakah amanah melaksanakan demokratisasi di segala bidang indah kabar dari rupa..

Apakah Amanah menegakkan hukum dan keadilan serta menegakkan hak asasi manusia, memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme semakin jauh panggang dari api..

Apakah Amanah melaksanakan autonomi daerah dan perimbangan kewangan antara pemerintah pusat dan daerah hanya sekedar fatamorgana..

Dan apakah amanah menata kembali peran dan kedudukan Angkatan bersenjata Republik Indonesia yang dulu juga polisi masuk di dalamnya hanya sekadar angan-angan kosong belaka.. Bagaimana pula tentang sipil bersenjata yang dulu pernah jadi hangat-hangat taik ayam adanya..

Seperti amanah terakhir Prof Azyumardi Azra bahwa kita harus peduli kemana arah hala tuju negara ini akan dibawa karena hakikatnya pemimpin bukanlah pemilik negara.

Jika reformasi di Malaysia berhasil memenjarakan ramai para koruptor termasuk mantan presiden mereka, bagaimana pula hasilnya di Indonesia?

Reformasi ’98 sebagai ”kemerdekaan kedua” tanah air jangan sampai keluar dari mulut harimau diktator masuk ke dalam mulut buaya oligarchy.

Kembalikan kedaulatan rakyat dimana pemerintahan yang berasal dari oleh dan untuk rakyat harus segera dikembalikan. Ini karena pasal 1 ayat 2 UUD 1945 menyebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

Mari kita berharap, berdoa dan ikut berjuang semoga kita dikurniakan seorang Presiden Indonesia 2024 nanti seorang yang mau dan mampu menghidupkan kembali spirit, semangat dan perjuangan reformasi berdasarkan kualitasnya yang hebat, amanah dan cerdas orangnya. Amin.

Afriadi Sanusi, Ph.D.., Doktor bidang politik Islam, Universiti Malaya, Kuala Lumpur.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button