KRISTOLOGI

Menjawab Hujatan Kristen terhadap Shalawat: Agama Celaka Tak Butuh Shalawat Nabi

Yesus dalam Bibel Betul-Betul Celaka

Nabi Muhammad Saw mengemban misi dakwah selama 23 tahun dengan hasil yang gemilang. Peradaban jahiliyah yang musyrik dan gelap gulita, sukses dicerahkan menjadi peradaban tauhid dan akhlaqul karimah. Keberhasilan dakwahnya bisa dirasakan sampai sekarang.

Sepeninggalnya pada usia 63 tahun, umat Islam sedunia masih mengenang dan meneruskan dakwahnya melalui Al-Qur’an dan Sunnah yang masih terjamin otentisitasnya. Salah satu fungsi shalawat Nabi adalah sebagai ungkapan terima kasih, mengenang dan mengikuti teladan Nabi agar di akhirat mendapat syafaatnya.

Manifestasi ajaran shalawat adalah saling mendoakan sesama mukmin dalam kehidupan sehari-hari. Bila bertemu saudara seiman, disunnahkan uluk salam “assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” yang artinya: semoga selamat, rahmat dan berkah dikaruniakan Allah kepadamu. Nas salam ini bukan rekayasa manusia, tapi diajarkan secara baku dalam hadits-hadits shahih.

Ini adalah ajaran yang mulia. Alangkah indahnya jika dunia disemarakkan dengan salam baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dan alangkah kusutnya pergaulan bila saat berjumpa dan berpisah tidak diiringi dengan ucapan salam, atau bahkan saling cuek?

Kegagalan misi dakwah Yesus Menurut Bibel

Menurut Bibel, Yesus mengemban amanat agung untuk mewartakan Injil pada usia 30 tahun. Sebelum misinya selesai Yesus sudah ditangkap, disiksa dan dieksekusi dengan cara yang keji hingga tewas.

Ketika Yesus dibekuk aparat untuk dijatuhi hukuman mati, semua muridnya lari tunggang-langgang, tak satupun yang mau membela dan peduli terhadap keselamatan Yesus (Markus 14:46-50). Di pengadilan, ketika Yesus sangat membutuhkan pembelaan para muridnya, semua murid Yesus berlepas tangan. Bahkan Petrus, murid kesayangan Yesus, bersumpah untuk menyangkal Yesus sebagai gurunya (Markus 14:68-71).

Pasca kematiannya di tiang salib, tak satu pun orang Kristen yang mengaku sebagai pengikutnya bershalawat kepada Yesus, dengan dalih tuhan tak butuh shalawat.

Penderitaan Yesus belum berakhir dengan kematian. Di belakang hari kitab suci Kristen dikotori dengan ayat-ayat palsu yang menyebut Yesus telah dinubuatkan sebagai orang durhaka (Markus 15:28). Apakah tidak “celaka dua belas” namanya? []

(A. Ahmad Hizbullah MAG)

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button