Menteri Agama Lukai Hati Umat Islam
Jakarta (SI Online) – Anggota Komisi VIII DPR yang membidangi Agama, Sosial dan Perempuan, Bukhori Yusuf, melayangkan kritik tajam kepada Menteri Agama Fachrul Rozi terkait tudingannya yang dinilai tidak terkontrol dan berbahaya dalam mendefinisikan radikalisme.
Dalam sebuah webinar bertajuk “Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN” sebagaimana dilansir di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9/2020), pada menit ke-36, Menag Fachrul Razi menyebut masuknya paham radikalisme ke masjid-masjid melalui orang yang memiliki penguasaan Bahasa Arab yang bagus, hafiz (hafal Al-Qur’an), dan “good looking.”
“Jika tempat-tempat ibadah di lingkungan kerja ASN bisa menjadi entry point radikalisme, maka yang perlu diperhatikan adalah terminologi radikalisme hendaknya tidak dijadikan konsumsi politik yang mengarahkan pembelahan umat dan bangsa. Sebab apa yang disampaikan oleh Menag tersebut sangat melukai hati umat Islam,” kata Bukhori dalam keterangannya di Jakarta, Senin (7/9/2020).
Lebih lanjut, Ketua DPP PKS ini menilai, figur seorang Menteri seyogyanya mampu mengambil peran aktif dan konstruktif dalam memperkuat kerekatan hubungan sesama anak bangsa serta menjadi sosok pengayom bagi setiap golongan dalam rangka memelihara kerukunan umat beragama.
“Terminologi radikalisme yang dimaksud Menteri Agama sangat multitafsir dan absurd akibat pemaknaan yang dilakukan melalui cara yang dangkal. Sangat tidak etis menjadikan term radikalisme sebagai komoditas politik untuk meraih simpati publik di tengah reputasi Menteri Agama yang merosot,” tegas politisi dari Dapil I Jateng ini.
Menteri Agama, sambungnya, harus segera meminta maaf kepada umat Islam karena turut andil menciptakan stigma negatif bagi penghafal Al-Qur’an dan mereka yang cakap berbahasa Arab.
Pasalnya, ungkap lulusan LIPIA Jakarta dan Universitas Islam Madinah ini, bahasa Arab merupakan Bahasa Al-Qur’an dimana setiap muslim sangat dianjurkan untuk mempelajarinya dalam rangka memperkuat keimanan serta mengokohkan pemahaman mereka atas perintah langit. Sehingga, buah dari pemahaman agama yang kokoh adalah kebijaksanaan dan perwujudan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta.
“Untuk ke sekian kalinya, hentikan narasi kontraproduktif ini,” pungkas Bukhori.
red: shodiq ramadhan