NUIM HIDAYAT

Mukjizat Al-Qur’an

Mukjizat bermakna yang melemahkan. Sesuatu yang membuat musuh menjadi lemah. Mukjizat dimiliki para Nabi untuk melemahkan akal mereka.

Mukjizat para Nabi berbeda-beda. Nabi Adam diberikan ilmu, sehingga malaikat tunduk. Nabi Nuh dengan kapal besarnya yang menyelamatkan umatnya dari banjir. Nabi Musa dengan tongkatnya yang bisa berubah jadi ular dan bisa membelah lautan. Nabi Isa dapat menghidupkan orang mati. Nabi Muhammad dengan mukjizat dapat berbicara dengan pohon, membelah bulan dan yang terbesar adalah Al-Qur’an.

Al-Qur’an kenapa disebut mukjizat yang terbesar? Ya karena ia menjadi solusi bagi kehidupan manusia. Baik di masa Nabi Muhammad maupun setelahnya.

Al-Qur’an berhasil mengubah masyarakat yang bodoh, menjadi masyarakat yang berbudaya ilmu. Masyarakat yang gemar minuman keras dan pelacuran menjadi masyarakat yang punya moral dan senang beribadah. Masyarakat yang suka membunuh anak perempuan dan melecehkan perempuan menjadi masyarakat yang menghormati perempuan bahkan ‘mengistimewakannya’.

Al-Qur’an adalah pedoman bagi Muslim yang bertaqwa. Dengan Al-Qur’an, seorang Muslim terbimbing hidupnya, menjadi teratur, bermoral, suka membantu orang miskin/mustad’afin dan berani menegakkan amar makruf nahi mungkar.

Al-Qur’an bila mewujud pada individu maka individu itu menjadi hebat. Bila menyentuh keluarga, maka keluarga itu menjadi sakinah. Bila menyentuh masyarakat, masyarakat itu menjadi sejahtera dan bila menyentuh atau mewarnai bangsa, maka bangsa itu menjadi bangsa yang hebat. Bangsa yang adil dan makmur.

Lihatlah bagaimana Al-Qur’an misalnya membuat kriteria bangsa yang hebat. Bila kaum Yahudi merasa unggul dengan keyahudiannya, meski mereka melakukan keburukan, atau bangsa Jerman merasa unggul dengan ras Jermannya, bangsa Cina merasa unggul dengan ras Chinanya, maka menurut Al-Qur’an tidak demikian.

Menurut Qur’an, bangsa yang unggul adalah kaum Muslim yang melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah. Al-Qur’an menyatakan, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Ali Imran 110).

Disini Allah mensyarakatkan kaum Muslim (negara Islam/bangsa Muslim) akan menjadi hebat dengan dua syarat. Pertama bangsa itu senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar dan yang kedua, bangsa itu beriman kepada Allah.

Maka janganlah kita silau dengan Israel yang katanya hebat tekonologinya. Israel bukan bangsa hebat, karena negaranya lahir dari pembantaian manusia yang tidak salah (kaum Muslim). Israel membiarkan pembunuhan atau kemungkaran terjadi di negaranya. Begitu juga Amerika bukan bangsa hebat, karena ia membiarkan pelacuran, pembunuhan jutaan orang di Irak, minuman keras dimana-mana, LGBT merebak dan lain-lain. Bangsa China juga bukan bangsa hebat, karena ia membatasi gerak kaum Muslimin, tidak percaya pada Tuhan dan lain-lain.

Selain itu, untuk menjadi individu, masyarakat atau bangsa yang hebat, bangsa itu harus menegakkan keadilan. Al-Qur’an mengingatkan, “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al Maidah 8).

Al-Qur’an banyak menyeru tentang keadilan ini. Adil dimulai dari cara berfikir. Berpikir adil maksudnya mengambil pendapat yang terbaik diantara pendapat-pendapat yang ada. Bangsa yang hebat, ia akan meletakkan jabatan/pimpinan kepada yang berhak. Kepada orang mumpuni, kepada orang yang dapat menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman. Al-Qur’an mengingatkan, “(yaitu) Mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang terbaik. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah Ulil Albab (kaum terpelajar).” (QS az Zumar 18).

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button