NASIONAL

Mushala di Minut Diserang, FPI: Bukti yang Intoleran, Radikal dan Anarkis bukan Umat Islam

Jakarta (SI Online) – Penyerangan dan perusakan secara brutal terhadap sebuah mushalla di Perumahan Agape, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara merupakan bukti konkrit bahwa yang intoleran, radikal dan anarkis justru dari kalangan di luar umat Islam.

Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) menyebut aksi brutal kelompok non-Islam di Minahasa Utara itu sebagai aksi persekusi. Ia mengaku prihatin peristiwa tersebut bisa terjadi karena menyakiti perasaan umat Islam.

“Selama ini banyak penelitian LSM dan lembaga studi pesanan funding agency yang menuduh dan memfitnah umat Islam sebagai pelaku tindakan intoleran, vandalisme, anarkis dan radikal. Jelas sudah bahwa peristiwa yang terjadi membuktikan umat Islam justru jadi korban presekusi serta kekerasan baik fisik maupun verbal dan struktural,” jelas Munarman di Jakarta, Jumat, 31 Januari 2020.

Munarman mengaku tak habis pikir selama ini, penelitian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lembaga studi ‘pesanan’ yang menuding umat Islam sebagai pelaku tindakan intoleran.

Secara hukum, Munarman mengecam keras penyerangan terebut. Ia mendesak aparat kepolisian untuk menangkap seluruh pelaku perusakan.

Munarman mengatakan polisi harus tegas dalam kasus ini. Sebab, sudah memantik kemarahan umat Muslim.

“Umat Islam akan bertindak sesuai dengan syariat Islam dan mengumandangkan jihad bila seluruh pelaku tidak segera ditangkap. Tangkap seluruh pelaku,” ungkap Munarman.

Terkait peristiwa ini, polisi sudah mengamankan seorang perempuan yang diduga sebagai otak perusakan musala di Perumahan Agape tersebut. Aksi massa ini dilakukan pada Rabu malam, 29 Januari 2020.

Kabid Humas Polda Sulawesi Utara, Kombes Pol Jules Abast mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan. Kata dia, tak menutup kemungkinan masih ada pelaku perusakan lainnya.

Pihak kepolisian juga sudah menggelar pertemuan dengan Bupati Minahasa Utara, Ketua DPRD Minahasa Utara, Kapolres, Dandim hingga tokoh masyarakat.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button