OPINI

Otokritik untuk Pegiat Ekonomi Islam di Masa Pandemi

Tapi lagi-lagi, ada berapa lagi stoknya yang seperti mereka? Yang tak hanya berlagak bicara politik tapi juga memang kepakarannya dalam bidang ekonomi. Untuk masalah ini, menjadi harapan serta kerinduan yang teramat bila kedua tokoh ini bisa ‘dikloning’ banyak, terlebih idealismenya. Bukan seperti yang jemawa didapuk sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) yang katanya menteri terbaik dengan kebijakan terburuk menerbitkan surat utang terbesar dan terlama sepanjang sejarah finansial RI sebesar US$ 4,3 miliar dengan tenor sampai 30,5 tahun yang akan datang, persisnya jatuh tempo 15 Oktober 2050. Hebat bukan?!

Dari atas meja kerja rumah yang saya tinggali sebulan ini sejak anjuran WFH per 16 Maret lalu, menutup tulisan yang bisa jadi membuat banyak kolega saya dan banyak pihak tidak suka, saya tak bergeming sembari terngiang perkataan Allahyarham Dr. Mohammad Natsir. Ulama intelektual pendiri Republik Indonesia ini pernah berkata “Islam beribadah akan dibiarkan, Islam berekonomi akan diawasi, Islam berpolitik akan dicabut seakar-akarnyaā€¯.

Beliau benar, sejak masanya hingga detik ini kita memang tengah mengalaminya. Mari, bangun umat Nabi Muhammad ļ·ŗ, ini Tanah Air kita yang berdiri di atas darah para ulama dan syuhada, di sini kita bukan turis, Hayya ‘alal falaah!

Anto Apriyanto, M.E.I.
(Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia ~ KONEKSI)

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button