INTERNASIONAL

Pangeran MBS: Al-Qur’an Adalah Konstitusi Saudi Arabia

“Jika menyangkut syariah, pemerintah berkomitmen untuk menerapkan teks Al-Qur’an. Pemerintah juga berkomitmen untuk menerapkan hadits mutawatir, meninjau hadits ahad dalam kaitannya dengan keasliannya, dan sama sekali mengabaikan hadits khabar, dengan pengecualian dari kasus-kasus di mana hadits-hadits ini mendukung posisi yang melayani kepentingan yang jelas dari umat. Tidak ada hukuman atas masalah agama kecuali ada referensi yang jelas di dalam Al-Qur’an. Hukuman dilaksanakan dengan cara yang diterapkan oleh Nabi Muhammad,” katanya.

“Ambil contoh perzinahan, perzinahan yang belum menikah dicambuk, sedangkan perzinahan yang sudah menikah dibunuh. Ini adalah kasus di mana ada referensi [Al-Qur’an] yang jelas. Tetapi ketika seorang wanita yang melakukan perzinahan mendatangi Nabi Muhammad, dan berkata kepadanya: ‘Saya telah melakukan perzinahan. Ini kurang lebih apa yang dia katakan, saya tidak mengingatnya dengan hati. Nabi berpaling darinya beberapa kali. Tapi dia bersikeras [bahwa dia harus dihukum], jadi dia menyuruhnya pergi sampai dia tahu apakah dia hamil atau tidak. Ketika dia kembali, skenario ini terulang kembali. Dia berkata padanya: ‘Pergilah sampai kamu melahirkan’. Lain kali dia kembali, dia berkata kepadanya: ‘Pergi sampai kamu menyapih bayimu’. Dia tahu bahwa dia mungkin tidak akan kembali. Dia tidak menanyakan namanya.”

“Jika Anda mengambil teks Al-Qur’an dan menerapkannya dengan cara yang berbeda dari yang diterapkan oleh Nabi Muhammad, dan jika Anda berusaha untuk membuktikan kesalahan seseorang, meskipun begitulah cara Nabi memperlakukan seorang wanita yang secara sukarela mengakui kesalahannya—ini bukanlah hukum Allah,” katanya.

“Jika Anda menerapkan hukuman, mengeklaim bahwa itu ditentukan oleh syariah, meskipun tidak ada referensi tentang itu di dalam Al-Qur’an atau hadits mutawatir, ini juga merupakan sebuah pemalsuan syariah,” ujarnya.

“Ketika Allah menghendaki kita untuk menghukum karena kejahatan seperti yang tercantum dalam syariah, Dia menyebutkannya dalam teks [Al-Qur’an]. Ketika Dia melarang sesuatu dan mengancam akan dihukum di akhirat, Dia tidak menginstruksikan kita manusia untuk menerapkan hukuman. Dia meninggalkan individu untuk membuat pilihan mereka dan diperhitungkan pada Hari Penghakiman,” sambung dia. []

Sumber: sindonews.com

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button