Parmusi Minta Gubernur Jabar Batalkan Pembangunan Patung Soekarno
Bandung (SI Online) – Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimin Islam (Parmusi) Jawa Barat meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membatalkan pembangunan patung Soekarno di kompleks GOR Saparua Bandung, Jawa Barat.
Patung tersebut diklaim sebagai patung Bung Karno tertinggi di Indonesia yang tingginya 22,3 meter dengan biaya mencapai miliaran rupiah.
Dalam pernyataan sikapnya, Parmusi Jabar sangat menghargai dan menghormati jasa-jasa Bung Karno, baik sebagai pejuang kemerdekaan, proklamator dan presiden Republik Indonesia yang pertama.
“Namun, penghargaan dan penghormatan tersebut harus ditempatkan sebagaimana mestinya,” kata Ketua Parmusi Jabar Drs. Harry Maksum MH dalam pernyataan sikap yang diterima Suara Islam, Rabu (30/8/2023).
Parmusi Jabar menilai, pembuatan patung Bung Karno, bukanlah satu-satunya penghargaan dan penghormatan yang selayaknya.
“Masih banyak bentuk lain yang bisa menunjukkan pengejawantahannya. Baik melalui penghormatan terhadap ajarannya, nilai-nilai perjuangannya, maupun keberaniannya melawan imperialism bangsa asing dan warisan lainnya yang bisa meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan Negara Indonesia,” ujar Harry.
Menurutnya, perencanaan pembuatan patung hendaklah mengikuti mekanisme yang baik. Setidaknya harus melalui perencanaan yang matang, melibatkan pihak-pihak yang terkait seperti jajaran Pemprov, DPRD, dan masyarakat.
“Karena pembuatan patung tersebut bukanlah proyek Pemprov dan tidak berhubungan dengan kepentingan hayat hidup rakyat Jawa Barat. Belum lagi penggunaan lahan milk Pemrov Jabar seharusnya mendapat persetujuan melalui pembahasan di DPRD,” tuturnya.
Pembuatan patung Bung Karno, kata Harry, bukanlah hal yang mendesak, apalagi di tengah perekonomian masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih. “Dana miliaran rupiah sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, untuk pemberdayaan rakyat miskin, layanan kesehatan, pendidikan, dan hal-hal yang lebih maslahat lainnya,” saran Harry.
Parmusi Jabar menegaskan bahwa dari berbagai sisi, agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, pembuatan patung tersebut jauh dari kemaslahatan.
“Terlebih lagi, jangan sampai proyek tidak bermanfaat ini ditumpangi oleh kepentingan politik transaksional rendah yang menguntungkan pihak lain serta menimbulkan pembelahan di masyarakat akibat pro-kontra yang ditimbulkannya,” jelas Harry.
“Untuk itu, PW Parmusi Jawa Barat merasa keberatan dengan proyek tersebut dan memohon kebijakan Gubernur Jawa Barat untuk membatalkannya,” tegasnya.
red: adhila