OASE

Pelajaran dari Bangsa-Bangsa yang Dimusnahkan

Cara berpikir yang berorientasi pada kebendaan inilah yang membuat hati menjadi keras dan tidak peka pada kehidupan. Jiwa pun menjadi jahat dan egois. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Tidak peduli apa yang telah diberikan kepadanya dan apa yang terjadi di sekitarnya.

Tidak ada cahaya untuk bersyukur, apalagi memahami kesulitan, dan berupaya untuk menolong. Jangankan berupaya untuk memuliakan orang lain, bahkan Tuhannya saja sudah dipandangnya rendah dengan perasangka yang buruk.

Kedua: Enggan memuliakan kehidupan anak yatim.

Dengan keyakinan dan pikiran yang salah, juga hati yang keras membatu; tentu korban dari penghalalan segala cara adalah tertindasnya orang-orang yang lemah. Anak yatim adalah simbol dari orang-orang yang lemah. Yang tidak memiliki perlindungan, tanpa kasih sayang, dan rawan penghidupan.

Orang-orang di negeri yang dimusnahkan adalah orang-orang yang sengaja menindas orang-orang yang lemah untuk kepentingan mereka. Jangankan memuliakan anak yatim dan orang-orang fakir yang membutuhkan bantuan, mereka justru memanfaatkan adanya yatim dan fakir ini untuk mengeruk sebanyak-banyaknya keuntungan. Manakala, kepentingan mereka telah terpenuhi, yatim dan fakir ini otomatis akan ditinggalkan, bila tidak malah ditindas.

Ketiga: Enggan memberi makan orang miskin.

Jika seseorang sudah berorientasi dunia dan harta benda, maka akan sulit baginya untuk melembutkan hati untuk memberi makan orang-orang miskin. Yang diundang dalam perjamuan-perjamuan mereka justru adalah kolega, atasan, dan calon klien potensial; yang notabene sudah terbiasa makan enak dan mewah. Bahkan, keluarga bila dipandang tidak selevel pun akan dinomorduakan, bila tidak diabaikan.

Padahal memberi makan kepada orang miskin sangat penting nilainya dalam Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan berfirman bahwa orang yang menahan tangannya dari memberi makan orang miskin adalah pendusta agama.

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (Surat Al Ma’un: 1-3)

Keempat: Kecintaan yang berlebihan kepada harta dan dunia.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button