FOKUS MUSLIMAH

Perempuan, Islam dan Peradaban

Di sisi lain, ketika isu kesetaraan gender disuarakan kaum feminis juga mengharapkan kebahagiaan dari ide buatannya sendiri. Coba kalau mau jujur bu, bahagia apa capek bu petang masak, pagi kerja, pulang kerja masak lagi dan sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga, malam mengajari anak belajar dan melayani suami?

Kesetaraan Perempuan dalam Islam

Bu, kalau kita sudah Islam, kita sudah punya Allah sudahlah, cukupkan diri. Islam itu sempurna tanpa perlu direvisi. Di sisi Allah mereka setara tanpa pandang apa jenis kelaminnya. Selama iman terpatri di sanubari, di sisi Allah semuanya sama mulia.

Ide feminis yang keji itu memperbudak hawa nafsu kita, seolah kerja adalah sebab cinta pada anak. Menyetarakan diri dengan suami sebab prepare kalau-kalau ditinggal mati atau diselingkuhi, itulah sebab wanita harus mandiri.

Wahai wanita muslimah, kau mulia sebab itu adalah dirimu. Kemuliaanmu adalah sebab label muslim yang tertera di tanda pengenalmu. Kamu mulia sebab ketakwaan yang menjuntai pada khimar lebarmu. Maka tak perlu menyetarakan diri dengan standar feminis dan sekularis. Pintu surga terbuka lebar asal kita memenuhi kualifikasi sebagai hamba yang bertakwa.

Perempuan adalah produk peradaban. Tentu berbeda ketika Islam duduk di singgasana mulia bernama sebagai pandangan hidup bangsa. Maka yang lahir adalah sosok-sosok cerdik cendekiawan dunia. Kau mungkin tak asing dengan Fatimah Al Fihri, perempuan bahkan manusia pertama yang melahirkan universitas di dunia. Tak aneh sebab ia hidup dalam negara berbingkai syariat Islam.  Wajar, manusia-manusia unggul sebab diunggulkan oleh Islam.

Perempuan juga bahan baku peradaban. Tengoklah pemuda heroik penakhluk Masjidil Aqsha. Salahuddin al Ayyubi lahir dari rahim seorang ibu visioner, tak silau dengan dunia, hanya menyiapkan pembela Islam bagi anak keturunannya.

Wahai perempuan, sejatinya peranmu besar sekali. Setiap langkahmu mendekat pada pembangunan peradaban. Peradaban materialistis ala Kapitalisme atau peradaban mulia atas Islam, mana yang kau perjuangkan?

Jangan kerdil hatimu sebab hari-hari di rumah bertemu ompol dan liur anakmu. Sadarlah, kau sedanh merawat calon pejuang di barisan penakhluk kota Roma. Wallahua’lam bishowab.

Keni Rahayu, Influencer Dakwah Millenial.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button