HABIB RIZIEQ SYIHAB

Pidato HRS Sebelum Pemakaman Jenazah Syuhada Laskar FPI

Bukan kami yang menuduh, mereka yang mengakui. Kalau mereka nutup mulut, tidak pernah mengaku, sampai kapan pun kami tidak akan pernah tahu. Subhallah. Hanya hitungan jam saudara, Allah buka mulut mereka. Padahal kalau mereka menutup seumur hidup pun kami enggak akan pernah tahu. Tapi Allah Maha Tahu, Allah Maha Berkehendak. Allah buka mulut mereka saudara, Allah buka pengakuan mereka saudara, sehingga sekarang menjadi terang benderang siapa para pelaku penjahat itu saudara.

Ini poin-poin penting yang ingin saya sampaikan. Dan semalam sudah kita sudah membentuk tim untuk memeriksa secara utuh bagaimana kondisi daripada enam jenazah syuhada kita. Saya sudah mendapatkan laporannya secara lengkap, nanti pada saat yang tepat akan kita agendakan siaran pers secara nasional dan saya sampaikan kepada semua, seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, kami akan menempuh jalur hukum secara prosedur. Kami akan kejar siapa pun yang terlibat dalam pembantaian ini. Kami tidak akan biarkan mereka tidur tenang. Sampai mereka lari ke lubang semut pun akan kami kejar. Allahu Akbar!

Maka itu saya minta seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, tahan diri, sabar. Kita hadapi dengan elegan, kita tempuh prosedur hukum yang ada. Karena kalau prosedur hukum ini ditempuh dengan baik, insyaallah semua akan terbongkar. Siapa yang melakukan pembantaian di medan lapangan sampai siapa yang menjadi otak yang mengatur ini semua akan terungkap. Tapi kalau Anda emosi, kalau Anda berjuang sendiri-sendiri, maka ini akan terkubur tidak akan pernah terungkap ya ikhwah.

Maka itu saya minta sekali lagi, sabar, sabar. Ada saatnya ya ikhwah. Ada saatnya akan kita akan melakukan perlawanan. Ada saatnya, ada saatnya ya ikhwah. Syuhada yang enam ini mereka sudah melakukan jihadnya menjaga habaib, menjaga ulama, dan mereka sudah mendapat hadianya dari Allah, mati sebagai syahid. Insyaallah syuhada mereka diterima oleh Allah SWT.

Dan sengaja memang kami yang meminta keridhoan dari keluarga masing-masing untuk bisa mereka dimakamkan di Pondok Pesantren Agrokultural Markaz Syariah ini. Akan tetapi ada salah satu dari syuhada kita, atas permintaan keluarga mereka ibundanya yang begitu cinta pada sang anak ya ikhwah, dibawa ke rumahnya dan dikubur di rumahnya. Jadi sekali lagi mudah-mudahan semua syuhada diterima di oleh Allah SWT.

Saya tidak ingin berpanjang lebar lagi tapi sekali lagi bahwa DPP FPI bersama dengan seluruh ormas-ormas Islam yang ada bagaimana kalau kita menyampaikan pernyataan sikap bersama di mana kita kompak semua satu kata bahwa harus dibentuk tim pencari fakta independen yang melibatkan semua elemen, yang melibatkan Komnas HAM, Amnesti Internasional. Bahkan kami minta juga Komnas HAM anak untuk ikut berbuat. Karena di dalam kejadian itu ada tiga bayi dan masih ada lagi empat balita ditambah satu lagi balita dan salah seorang anak kami. Jadi dalam kejadian itu tidak kurang dari 12 wanita, tiga bayi, dan enam balita yang masih berada di bawah lima tahun.

Komnas HAM anak enggak boleh diam, karena pada saat kejadian itu ada bayi-bayi yang ketakutan karena mobil itu meluncur tidak wajar, tidak semestinya. Dan dalam mobil-mobil tersebut, bayi-bayi itu menangis, ibu-ibu itu menangis. Mereka terteror, terintimidasi, mereka bukan idak takut dengan satu teror yang luar biasa.

Maka itu sekali lagi Komnas HAM Perempuan, Komnas HAM anak mereka semua harus ikut terlibat. Tidak boleh ketidakadilan, tidak boleh kezaliman semacam ini dibiarkan terjadi di dalam NKRI.

Hari ini, kejadian sadis brutal seperti ini bisa menimpa saya dan keluarga, bisa menimpa enam syuhada, maka kalau dibiarkan besok akan bisa menimpa siapa saja warga negara Indonesia di negeri ini.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button