NASIONAL

Sejumlah Ulama dan Habaib Tuntut Habib Rizieq dkk Dibebaskan

  1. Bahwa SIFAT MUSLIM yang bersabar saat sakit, dengan tetap bersyukur, tidak mengeluhkan penyakitnya dan menunjukkan sikap optimis adalah sikap yang TERPUJI dalam agama.

Dalam kitabnya Al-Muwattho’, Al-Imam Malik RA meriwayatkan sebuah Hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda :

” إذا مرض العبد بعث االله إليه ملكين فقال: انظرا ماذا يقول لعواده ؟ فإن هو إذا جاءوه حمد االله، وأثنى عليه رفعا

ذلك إلى االله – وهو أعلم – فيقول: لعبدي علي إن توفيته أن أدخله الجنة، وإن أنا شفيته أن أبدل له لحما خيرا من

لحمه، ودما خيرا من دمه وأن أكفر عنه سيئاته “.

Ketika seorang hamba sakit, maka Allah mengutus kepadanya 2 Malaikat, Allah SWT mengatakan : “Wahai Malaikat, perhatikanlah apa yang dikatakan hambaku yang sakit kepada orang-orang yang menjenguknya !” Jika saat didatangi para penjenguknya ia mengatakan Alhamdulillah dan memuji Allah, maka dua malaikat itu akan melaporkan hal tersebut kepada Allah SWT. Allah SWT pun berkata : “Sungguh hambaku ini, jika Aku wafatkan dia, maka akan Aku masukkan ke Surga. Jika Aku sembuhkan dia, maka akan kuganti daging dan darahnya dengan yang lebih baik, serta Aku ampuni seluruh dosanya”.

(Lihat : Imam Malik, al-Muwatho’ juz 2 hal 940)

Karenanya, dari masa ke masa, banyak sekali para Ulama Besar yang ketika sakit berusaha tidak menunjukkan bahwa dirinya sakit. Yang mereka lakukan tentu bukanlah KEBOHONGAN namun tak lain sebagai bentuk OPTIMIS, KESABARAN dan RASA SYUKUR kepada Allah SWT atas setiap keadaan.

Sebagai Contoh, Al-Imam Hassaan bin Sinan RA, ketika menderita sakit dan dijenguk oleh para sahabatnya, mereka bertanya : “Bagaimana kabarmu ?” Hassaan bin Sinan RA mengatakan :

“بخير إن نجوت من النار“.

Aku baik-baik saja, asalkan aku selamat dari neraka”.

Begitu juga Al-Imam Fudhail bin ‘Iyadh RA, seorang Ulama dari generasi salaf ketika menderita sakit, ditanya tentang keadaannya oleh para sahabatnya, beliau juga menjawab : “Bikhoir / dalam keadaan baik-baik saja”.

(Lihat : Al-Imam Asyya’roni, Tanbiih al-Mughtarriin, hal 59)

Dalam kehidupan sehari-hari pun, di antara kita banyak yang mengidap penyakit seperti Gula Darah, Darah Tinggi, Kolestrol, Asam Urat, Asam Lambung, dll. Namun ketika ditanya oleh sahabat atau ditanya dalam sebuah forum terbuka, maka kita akan mengatakan “Alhamdulillah Baik”,

padahal ada penyakit dalam tubuh kita. Tentu itu bukan untuk KEBOHONGAN, akan tetapi sebagai bentuk OPTIMIS, KESABARAN dan RASA SYUKUR kepada Allah SWT atas setiap keadaan.

Karena itulah, Al-Imam Al-Ghozali RA mengatakan :

من علامات الصدق كتمان المصائب والطاعات جميعا وكراهة اطلاع الخلق عليها“.

Di antara tanda-tanda KEJUJURAN seorang hamba adalah Menyembunyikan Musibah (termasuk penyakit) dan Ketaatan, serta enggan Musibah dan Ketaatannya diketahui oleh Makhluq / orang lain”.

(Lihat : Imam Al-Ghozali, Ihya Ulumiddin, Dar al-Minhaaj, jilid 9 hal 115)

  1. Bahwa Habib Rizieq Syihab, Habib Hanif Alathos dan dr Andi Tatat hanya bicara tentang keadaan HRS secara pribadi dengan mengatakan “Alhamdulilah Habib Rizeq Sehat / baik-baik saja” sesuai dengan subyektivitas apa yang mereka lihat dan rasakan bahwa kondisi Habib Rizieq Syihab saat itu Relatif baik, serta dengan tujuan yang baik dan mulia pula, yaitu MENENANGKAN kecemasan yang timbul akibat beredarnya HOAX Habib Rizieq kritis dan sekarat.

Tidak ada satu pun FAKTA PERSIDANGAN yang menunjukkan bahwasanya pernyataan mereka bertiga tersebut telah menerbitkan KEONARAN atau menyebabkan KERUGIAN sekecil apa pun baik secara moril atau materil terhadap pihak mana pun.

Mereka bertiga tidak menebar KEBOHONGAN terkait penanganan Pandemi yang berkaitan dengan oknum dan keselamatan rakyat, seperti ISSUE Covidisasi Pasien, Konspirasi dibalik Covid-19, Obat Palsu Covid-19, dll. Pernyataan mereka bertiga dalam hal ini juga sama sekali tidak ada unsur Ujaran Kebencian, Fitnah, SARA, Politik atau tudingan ke pihak mana pun.

Dalih terpenuhinya Unsur “Keonaran di kalangan rakyat” yang dimuat Majelis Hakim PN Jakarta Timur dalam putusannya juga jelas terlihat dipaksakan, mengada-mengada dan asumtif, sehingga sangat aneh jika pernyataan positif dan optimis tentang kondisi kesehatan pribadi yang tak berkaitan dengan siapa pun dianggap sebagai KEBOHONGAN yang ditujukan untuk menciptakan KEONARAN, serta kemudian divonis 4 tahun penjara atas Habib Rizieq Syihab dan 1 tahun penjara atas Habib Hanif Alathos dan dr Andi Tatat.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button