SUARA PEMBACA

Surat Terbuka untuk Menteri Agama

Kedua, perombakan dalam pelajaran agama anak anak sekolah. Ilmu fikih, sejarah islam, bahasa arab, akidah, akhlak, itu adalah jati diri seorang muslim yang wajib setiap muslim tau, pelajari dan di jadikan pedoman hidup nya. Bagaimana nasib generasi islam kita dimasa depan, jika prilaku nya ternyata sedari awal masa pendidikan tidak kita arahkan ke yang lebih baik yaitu berdasarkan aqidah Islam serta ketauhidan kepada Allah Subhanahuwataala. Anak anak muslim generasi penerus bangsa ini, sangat memerlukan pendalaman ilmu agama dan hadits yang berkaitan dengan tata cara kehidupan yang islami dan hukum hukum islam. Karena Islam adalah satu satunya agama yang paling jelas mempunyai tujuan dan merupakan formula pendidikan yang paling sempurna membentuk insan manusia yang terbaik di muka bumi ini. Pedoman hidup beragama itu bukan hanya di Islam. Agama lain pun punya referensi masing masing sesuai agama mereka tapi kita tidak pernah ganggu dan permasalahkan karena kita menghormati ajaran agama mereka adalah untuk kebaikan personal diri mereka.

Begitu pun Islam punya ajaran nya sendiri dan termaktub dalam ilmu fikih, aqidah, akhlak, bahasa arab, sejarah islam dan lain lain. Ajaran islam bukan hanya membentuk secara personal nya saja, tapi juga mampu membentuk keluarga dan masyarakat yang baik. Bisa Bapak bayangkan, Bapak telah menghapus hal hal penting di dalam buku pelajaran sekolah anak anak islam, lalu mereka tidak mendapatkan ilmu dan informasi penting dalam buku pelajaran agama nya, bagaimana nasib generasi muslim bangsa ini di masa depan? Jika diibaratkan sebuah kendaraan, tidaklah kendaraan itu dapat berfungsi jika komponen komponen yang menjadi syarat kendaraan itu berfungsi di cabut dari badan kendaraan tersebut.

Jadi jika kebijakan Pak Mentri agama itu ternyata mencabut modul modul penting dalam pelajaran buku agama, bisa Bapak bayangkan bagaimana akhlak dan prilaku serta pemahaman mereka terhadap diri dan agama mereka tercarut marut dan menimbulkan kerusakan di masa depan. Pak Menteri sebagai penggagas yang mencabut modul modul ilmu agama yang paling penting, akan menanggung semua dosa dari kerusakan yang ditimbulkan generasi kita di masa depan. Bisa Bapak bayangkan, di padang mashar Bapak memikul begitu banyak dosa ummat yang diakibatkan kebijakan Bapak selama menjabat sebagai Menteri Agama. Bisa Bapak bayangkan semua telunjuk ummat ini menujuk Bapak dihadapan Allah di akhirat sebagai sumber dari kerusakan yang mereka alami ?

Sungguh itu semua tidak bisa terhapus dengan hanya puasa ramadhan, sholat 5 waktu, sedekah, umrah dan berhaji. Itu pun jika Allah masih beri kita umur untuk menunaikan semua ibadah itu, jika tidak maka hilang lah kesempatan kita memperbaiki kekeliruan yang itu. Karena dosa pemimpin yang membuat kebijakan yang salah akan di hitung sebagai dosa jariyah. Selama kebijakan itu di jalani oleh ummatnya, maka selama itu juga kekeliruan dari kebijakan yang Pak Menteri buat akan Bapak tanggung sampai kebijakan itu di cabut oleh pemangku amanah selanjutnya. Mungkin kalau Mentri Agama selanjutnya adalah orang yang faham persoalan ini. Kalau ternyata Menteri Agama selanjutnya lebih buruk kebijakannya, apa kah Bapak bisa menjamin kebijakan yang keliru itu tidak berlangsung lagi di ummat kita sampai hari kiamat ?

Kalau yang Bapak takutkan tentang pemahaman khilafah, Bapak tampaknya perlu banyak duduk bersama para ulama untuk memahami sistem khilafah ini. Bagi kami khilafah itu adalah Janji Allah, bukan di ciptakan oleh organisasi tertentu. Sehingga, wacana menghapus sejarah tentang khilafah di zaman rasululah dan para sahabat itu sangatlah tidak bijak. Karena sebuah sejarah adalah jati diri seseorang. Dan generasi muslim kita perlu dan wajib tau tentang pelajaran konsep khilafah yang pernah berjaya di masa lalu. Dan seterusnya dapat mengaplikasikan tauladan kepemimpinan Islam yang baik seperti seorang khalifah di dalam diri anak anak kita. Agar mereka bangga dan percaya diri terhadap jati dirinya sebagai seorang muslim, bangga terhadap sejarahnya, agar mereka memiliki perilaku seperti seorang khalifah yang menciptakan perdamaian di seluruh dunia, sikap dan adab akhlak yang baik, karena warisan kepemimpinan islam itu harus diteruskan oleh mereka dan diaplikasikan dalam spirit kehidupan bernegara di masa depan.

Walau pun zaman kekhalifahan di masa lalu sudah tidak ada, pun kita sebagai muslim harus mempercayai dengan khalifah terakhir dimuka bumi seperti yang di bahas dalam Al Quran dan Hadist yaitu kekhalifahan terakhir ialah Imam Mahdi lengkap dengan ciri cirinya yang sempurna. Dan itu adalah Sunnatullah. Bukan berarti dengan mempelajari sistem pemeritahan khilafah, anak anak generasi penerus kita akan menjadi pemberontak atau teroris, memberontak pada negara, merubah sistem negara/ideologi Pancasila atau mengkudeta pemimpin negara. Jika itu yang terlintas dalam fikiran Bapak, berarti Bapak sudah salah menangkap maksud dari isi pelajaran tersebut. Sebab khilafah itu adalah Janji Allah bukan di munculkan atau di ciptakan oleh organisasi gerakan tertentu.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button