SUARA PEMBACA

Surat Terbuka untuk Menteri Agama

Ketiga, tentang Radikalisme dibawa oleh anak Good Looking yang persis dengan ciri ciri penghafal quran. Terkejut saya mendengar DEFINISI Bapak tentang radikalisme ini. Berulang ulang saya mendengar dan membaca pernyataan Bapak. Saya terus meyakinkan diri saya, betulkah seorang pemimpin ummat mengeluarkan pernyataan kontroversial, tendesius seperti ini ? Apakah benar Bapak mencurigai anak anak kami para penghafal Al Quran ?

Pak Mentrei, saya adalah ibu dari seorang anak penghafal Quran. Good Looking, cerdas, imam sholat di masjid, saya berani bersaksi di hadapan Bapak dan siapa pun, kriteria anak anak Good looking seperti Tahfidzul Quran bukan pembawa pemahaman radikal yang Bapak takuti. Justru saya bersyukur memiliki anak Good Looking seperti Tahfidzul Quran, karena dia memiliki sifat sifat seorang anak Islam yang mulia. Hati nya selalu dekat dengan masjid, fikirannya selalu memakmurkan masjid, hafalan Quran mereka sangat istimewa dan unik, semua informasi berbahasa arab dia mampu terjemahkan dengan baik, semua kajian agama internasional berbahasa arab dia mampu terjemahkan dengan baik. Allah seperti memilih mereka anak anak Good Looking kecerdasan pemahaman diatas rata rata anak anak lain. Perilaku adab dan akhlaknya sangat indah, tutur katanya sangat santun dan terjaga, menjadi pelita di dalam keluarga karena pengabdian mereka kepada orang tua saat ini benar benar mereka manfaatkan, karena mereka tau kelak mereka akan pergi kuliah menuntut ilmu di negeri yang jauh dan disaat itu mereka tidak bisa lagi banyak mengabdi kepada orang tua mereka.

Sungguh jauh dari pemikiran Pak Menteri bahwa anak Good Looking membawa faham misi radikal. Justru anak anak Good Looking seperti Tahfidzul Quran ini hatinya begitu halus, sangat takut berbuat kejahatan dan maksiat, sangat takut jika ibunya sedih, marah, sakit hati disebabkan perbuatan mereka. Mereka menjadikan ibunya bagai ratu yang “keramat” bagi mereka, badan mereka tak kuat berada di lingkungan yang buruk, tidak suka menyakiti teman, tetangga, saudaranya atau orang tua nya. Jadi, dari mana Bapak bisa menarik kesimpulan anak anak kami yang soleh ini membawa faham radikal ? Kepada siapa mereka belajar ? Saya juga tidak paham Definisi Radikal di mata Bapak. Sebelum fenomena covid anak anak penghafal Al Quran lebih banyak belajar di sekolah yang sekolahnya terakreditasi baik di pemerintah. Mereka sholat di masjid yang semua orang umum sholat di tempat itu. Mereka membaca kitab yang bukan kitab dan buku terlarang bahkan banyak beredar di toko toko buku umum.

Lalu dari mana Bapak bisa tarik kesimpulan mereka merupakan kelompok radikal yang dalam fikiran kami para orang tua, Bapak menuduh anak kami seperti teroris. Apakah selama ini ada banyak teroris di negara kita ? Kalau begitu jangan Bapak salahkan anak anak kami, tapi cari tau bagaimana aparat kepolisian selama ini bekerja. Kenapa sampai ada banyak teroris berkeliaran di lingkungan kita ? Bapak pelajari lah teori konspirasi intelijen yang memanfaatkan kelompok kelompok Islam yang dicuci otak oleh oknum intelijen sendiri, sehingga mereka berpaham ekstremisme atau yang disebut bapak “Radikal”.

Jadi Bapak jangan malah menyasar anak anak kami dan menyalahkan mereka. Tapi salahkan system dan jajaran Bapak yang merupakan penegak hukum. Jika ditemukan bukti ada banyak penjahat teroris berarti mereka bekerja nya tidak becus, Jika tidak ditemukan bukti yang cukup, berarti bapak mengada ada. Sampai anak anak kami menjadi tertuduh sebagai pembawa faham radikalisme. Pernyataan bapak yang mendiskreditkan anak anak kami, sangat tidak baik bagi masa depan mereka di negara ini. Mereka bisa di kucilkan di lingkungan sosial, bahkan mereka bisa menjadi sasaran kejahatan masyarakat yang tidak bertanggung jawab akibat termakan dengan stetmen Pak Menteri Agama. Bapak harusnya melindungi anak anak bangsa kita semuanya tanpa pilih tebu.

Dampak yang lebih buruk lagi, anak anak kami yang menghafal Qur’an menjadi korban stigmatisasi pernyataan Bapak, sehingga mereka sulit nantinya diterima di lingkungan sosial seperti di dunia pendidikan, dunia pekerjaan, maupun dunia internasional dan hendak berkontrbusi positif kepada bangsa dan negara ini. Padahal dengan kehadiran mereka banyak orang yang terinspirasi untuk hijrah ke arah kebaikkan bukan menjadi “radikal” seperti yang dituduhkan Bapak. Jika memang ada kelompok pembawa pemahaman radikal yang berusaha memporak porandakan stabilitas di negara ini, Tegur aparat penegak hukum kenapa selama ini membiarkan kelompok penjahat berkeliaran. Tapi tentu kami ingin tau mana data nya, fakta/bukti nya, agar kita tidak saling menuduh.

Pak Menteri, anak anak Good Looking/Tahfidzhul Quran itu punya kemuliaan tersendiri di sisi Allah. Saya akan jabarkan sedikit kepada bapak.

Tahfidzul Qur’an atau Al Hafidz atau para penghafal Al Qur’an:

Pertama, memiliki derajat dan kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain ketika di akhirat nanti.

Kedua, Al-Hafiz/Tahfidzul Quran didahulukan urusannya, baik di dunia maupun akhirat, di antaranya, ia lebih berhak menjadi pemimpin. Sebagai contoh, Umar ra. pernah menyetujui pilihan Nafi bin Abdul Harits yang mengangkat budaknya sebagai pemimpin karena ia adalah seorang hafizh. Umar ra. teringat sabda Nabi SAW: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini dan menghinakan pula kaum yang lain.” (HR Muslim).

Ketiga, Al-Hafiz/Tahfidzul Quran adalah kekasih Allah, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki kekasih dari manusia, para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, siapakah mereka? Nabi menjawab: “Mereka adalah ahlu al-Quran, mereka menjadi Ahlullah dan kekasih-Nya.” (HR Ibnu Majah).

Keempat, jasad seorang hafiz tidak dapat tersentuh api neraka, Rasulullah SAW bersabda: “Kalau sekiranya Al Qur’an itu berada di atas kulit, niscaya ia tidak akan termakan api.” (HR Ahmad).

Kelima, seorang hafidz adalah orang yang arif di surga, Rasulullah SAW bersabda: “Para qari’-qari’ah itu adalah orang yang arif di surga”. (HR Ibnu Jami’ dalam kitab Al-Mu’jam).

Itulah beberapa kemuliaan anak anak Good Looking yang bapak deskreditkan. Bisa bapak bayangkan jika pernyataan bapak ini berefek kepada masyarakat lalu didorong media membuat narasi untuk mengucilkan mereka di masyarakat ? Apakah larangan dan penghinaan bapak terhadap muslimah bercadar tidak bapak jadikan pelajaran ? Apakah kita masih mau mengundang murka allah ? Kemarin bapak mengucilkan muslimah bercadar/niqab, menghapus 100 lebih mata pelajaran agama, sekarang bapak menyudutkan para Tahfidzul Quran yang mereka merupakan para kekasih Allah ? Taukah bapak bahwa sesungguhnya orang yang membenci para Tahfidzul Quran adalah orang orang yang sedang berusaha memadamkan cahaya Al Qur’an. Allah telah memuliakan umat ini, yang telah menjadikan hati orang orang yang shaleh sebagai tempat pemeliharaan firman Nya dan dada mereka sebagai mushaf untuk menjaga ayat-ayat-Nya. Lalu bapak memadamkan semua hak hak prerogative Allah.

Pak mentri saya mengutip perkataan yang Imam Ahmad mengatakan, “Saya selalu mendoakan penguasa siang dan malam agar diberikan kelurusan dan taufik, karena saya menganggap itu suatu kewajiban.” (As-Sunna Al-Khallal, hal 82-83). Maka dengan segala kerendahan hati, bapak ralat lah pernyataan bapak itu tentang radikalisme yang kata bapak di bawa oleh anak anak Good Looking/Tahfidzul Quran. Minta lah maaf kepada ummat Islam. Kami sebagai rakyat pun tau kewajiban kami untuk mendoakan kebaikan kebaikan kepada pemimpin kami. Begitu pun kami wajib mendoakan kebaikan kebaikan untuk pak mentri agama sebagai pemimpin ummat di negara ini.

Kami berharap, selama Bapak menjabat, mohon kiranya menjadi pemimpin ummat yang adil, jangan terus menerus menyudutkan ummat islam, jangan terus menerus mencari cari kesalahan pada ummat islam. Tapi datanglah ke para ulama yang lurus, duduk lah dan diskusilah bersama mereka, rangkullah ummat Islam, rangkullah ummat beragama lainnya, ciptakan lah formula formula kebijakan kerukunan ummat beragama yang menyejukkan, yang tidak harus menyudutkan salah satu ummat beragama. Semua ummat beragama di negara kita perlu di rukunkan, di damaikan, diikat menjadi sebuah kekuatan fondasi fundamental bagi berdiri kokoh nya soliditas bangsa Indonesia agar bangsa dan negara kita di masa depan tidak terkena imbas perpecahan antar masayarakat antar ummat beragama, seperti yang kita lihat hari ini bagaimana di negara lain Eropa dan sekitarnya kehidupan sosial antar ummat beragama mereka diambang perang saudara.

Kita tidak perlu seperti mereka, kita mampu dan bisa menciptakan kehidupan antar ummat beragama yang lebih indah dan harmoni. Tapi bapak jangan memancing kekisruhan dengan memusuhi salah satu ummat beragama, lalu menciptakan atmosfer agar ummat beragama lain memusuhi ummat beragama yang lain. Bapak bisa tau akibatnya jika media mempertajam narasi dari pernyatan dan kebijakan yang bapak buat. Kelak akan ada perpecahan dan perang antar ummat beragama dan bapak akan kami minta bertanggung jawab atas peristiwa tersebut di dunia dan akhirat. Hari ini ummat islam sudah cukup amat sangat merasakan menjadi korban dari dicabik cabik nya hak kami sebagai muslim di negara ini.

Semoga surat terbuka ini bisa menjadi bahan muhasabah Bapak, kami siap menjadi teman berdialog Pak Menteri dan terbuka untuk menjelaskan maksud dari Surat Terbuka yang kami tulis ini. Kami doakan Bapak selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwataala dan selalu ditunjukkan jalan yang lurus. Amin ya Rabbal Alamin.

Jakarta, 17 Muharram 1442 H
05 September 2020 M

H. Fitriah Abdul Aziz, S.Sos
(Wakil Ketua Umum Muslimat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia – Ibu dari Anak Penghafal Al-Qur’an)

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button